Senin, 22 Oktober 2012

WS.Rendra

0 komentar Diposting oleh Unknown at 17.55
bunga gugur-bunga gugur diatas nyawa yg gugur-gugurlah semua yg bersamanya- kekasihku…bunga gugur diatas tempatmu terkubur-gugurlah segala hal ikhwal antara kita-baiklah kita ikhlaskan saja-tiada janji kan jumpa di sorga-karena di sorga tiada kita kan perlu asmara-asmara cuma lahir dibumi-dimana segala berujung ditanah mati-ia mengikuti hidup manusia-dan kalau hidup sendiri telah gugur-gugur pula ia bersama sama-ada tertinggal sedikit kenangan-tapi semata tiada lebih dari penipuan-atau semacam pencegah bunuh diri-mungkin adapula kesedihan itu baginya semacam harga atau kehormatan-yang sebentar akan pula berontokan-kekasihku gugur ya gugur-semua gugur-hidup , asmara-embun dibunga-yang kita ambil cuma yang berguna
“Rakyat belum merdeka”
Sebuah paradigma budaya
Di awal abad ke-21 tarikh Masehi ini, saya memberi kesaksian , bahwa meskipun Negara Indonesia adalah negara merdeka , tetapi Rakyat Indonesia , atau Bangsa Indonsia , belum merdeka . Adapun para penindas rakyat yang utama adalah Lembaga Eksekutif (pemerintah) ORLA-ORBA , dan semua partai politik yang ada .
Adalah kenyataan kebudayaan sejak dari zaman raja-raja , zaman kolonialisme Belanda , kolonialisme Jepang , penjajahan rezim Orla dan penjajahan rezim Orba , rakyat Indonesia tidak pernah menjadi warga negara dengan hak yang penuh untuk bebas berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan , urusan pemerintahan dan urusan kenegaraan .
Di zaman raja-raja dan kolonialisme Belanda , rakyat adalah kawulo atau massa hamba Sang Raja . Di zaman kolonialisme Jepang rakyat adalah barisan massa budak yang harus membantu Dai Nippon dalam perang antar imperialis yang disebut Perang Dunia ll . Sedang di zaman rezim Orla , rakyat adalah massa revolusi dan bagi partai-partai politik rakyat sekadar dianggap sebagai barisan massa partai . Kemudian di zaman penjajahan rezim Orde Baru yang didukung oleh ABRI , rakyat tetap saja diangap sebagai koor bebek. Pemerintah menganggap mereka sebagai massa pembangunan yang daya kritisnya dirusak oleh penataran-penataran . Cara berpikir dalam bidang apapun diseragamkan . Rakyat tidak berdaya melawan kejahatan-kejahatan penguasa yang transparan . Pembunuhan , penculikan , penjarahan terhadap kekayaan Bangsa , penjarahan terhadap tanah Rakyat dan penjarahan terhadap daulat Rakyat berjalan semena-mena tanpa bisa dicegah , karena ABRI mengamankan penjarahan-penjarahan itu dengan sistem dan fasilitas-fasilitas mereka yang dalam level kekerasan tak bisa ditandingi oleh sipil .
ABRI sebagai aparat keamanan justru menjadi teroris resmi yang menjarah kemanan Rakyat . Dan Prof. Daoed Yoesoef membantu penjajahan ORDE BARU dengan doktrin Normalisasi Kehidupan Kampus yang justru abnormal karena mengekang daya organisasi dan daya intelektualitas mahasiswa .
Pemusatan kekuasaan Lembaga Eksekutif Orda Baru semakin berlebih-lebihan sehingga melumpuhkan daya hidup masyarakat . Rakyat yang tidak berdaya adalah rakyat yang kehilangan kemanusiaannya. Kekuasaan Pemerintah atau Lembaga Eksekutif yang absolut menjadi berhala yang mengobrak-abrik tatanan nilai moral dan peradaban , sehingga akhirnya terjadi proses erosi kemanusiaan didalam kehidupan berbangsa.
Itulah tadi gambaran keadaan Rakyat Indonesia yang saya simpulkan sebagai gambaran rakyat yang tidak merdeka, yang tidak punya hak hukum terhadap Lembaga Eksekutif , dan karena itu tidak punya kepastian hidup didalam negaranya sendiri .
Read More »

Minggu, 14 Oktober 2012

9 Spesies baru di Papua New Guinea

0 komentar Diposting oleh Unknown at 20.50


  Ada banyak flora dan fauna di bumi dan sekarang telah ditemukan 9 Spesies baru di Papua New Guinea yang tentunya  sangat menarik untuk kita simak. Nah berikut ini 9 Spesies baru di Papua New Guinea .


1.Striking damselfish




Adalah salah satu dari 1.060 spesies baru yang ditemukan pada atau di dekat pulau Papua New Guinea ( bisa dilihat di peta ) antara tahun 1998 dan 2008 , menurut sebuah laporan baru . Pulau tropis terbesar di bumi terbagi antara Indonesia  di barat dan Papua new guinea di timur .


2.Giant Bent-Toed Gecko ( Tokek Raksasa ) 




Beberapa spesies reptilia 43 tahun di temukan di Papua new guinea selama sepuluh tahun periode laporan , termasuk ini Giant Bent-toed gecko , di temukan tahun 2001 di Indonesia.
Read More »

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.46
Setelah proses pengakuan kedaulatan Indonesia masih mempunyai satu permasalahan dengan Belanda yaitu masalah Irian Barat. Gambar di atas pasukan Brimob yang diterjunkan di Fak-Fak, Irian Barat pada tanggal 15 Mei 1962 untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Langkah apa yang dilakukan pemerintah? Seringkali di masyarakat terjadi kasus persengketaan antarsaudara atau dengan tetangga disebabkan rebutan batas tanah. Persengkataan ini seringkali meretakkan hubungan bersaudara maupun bertetangga. Sebab dalam masalah hak tanah seringkali orang mempertahankan mati-matian, bahkan orang Jawa mengatakan ”Sedumuk Bathuk Senyari Bumi”. Maksudnya, dalam mempertahankan hak tanah mereka memperjuangkan walaupun sampai titik darah penghabisan. Begitu juga bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) ketika hendak diduduki Belanda setelah diakuinya kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949. Bangsa Indonesia harus berjuang dengan berbagai macam cara untuk merebut kembali Irian Barat. Bagaimana perjuangan bangsa untuk memperoleh haknya kembali atas Irian Barat akan kita pelajari dalam bab ini. Dengan mempelajari bab ini kita dapat meneladani para pejuang kita yang berjiwa ksatria dalam mempertahankan haknya sebagai bangsa yang utuh dari Sabang sampai Merauke.


A Latar Belakang Terjadinya Perjuangan Mengembalikan Irian Barat

Masih ingatkah kalian tentang Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949? Salah satu keputusan dalam konferensi tersebut antara lain bahwa masalah Irian Barat akan dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun setelah Pengakuan Kedaulatan. Dari keputusan ini terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi pihak Belanda menafsirkan hanya akan merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam perjalanan waktu, Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia. Untuk menghadapi sikap Belanda tersebut maka Indonesia melakukan berbagai upaya sebagai berikut.
Read More »

10 Penjara Bawah Tanah di Indonesia

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.46
10. Penjara bawah tanah Benteng Vastenburg, Solo.
Benteng megah di tengah Kota Bengawan ini, sekarang tinggal seonggok bangunan yang tak berharga dan ditumbuhi rumput ilalang yang lebat. Dalam konteks morfologi perkotaan, benteng itu memiliki peranan penting yakni pusat hubungan Solo-Semarang. Kota Solo dalam periode XVIII-XIX, sebagai pusat perdagangan dan ditandai perkembangan kota kolonial. Uniknya, perkembangan ini tercipta dalam nuansa kekuasaan tradisionalistik Kerajaan Kasunanan Surakarta.
Di tempat itu, kekuatan pasukan Belanda dipusatkan. Konon, juga ada semacam bungker bawah tanah yang cukup luas di bawah benteng. Bungker tersebut digunakan untuk penjara para tawanan. Hal itulah yang membuat tempat tersebut tak dimungkinkan jika dijadikan bangunan bertingkat.

9. Penjara Bawah tanah Benteng Pendem, Cilacap.
Siapa sangka di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, seperti Cilacap menyimpan sebuah benteng yang sangat unik. Benteng itu bernama Benteng Pendem (Kusbatterij Op De lantong Te Tjilatjap) yang dulunya di tahun 1861 merupakan benteng pertahanan tentara Hindia Belanda saat menghadapi bangsa Indonesia.
Benteng di pesisir pantai Teluk Penyu ini menempati area seluas 6,5 hektare dengan beragam fasilitas wisata, seperti benteng, terowongan, landasan meriam, penjara bawah tanah, barak, ruang dapur, ruang senjata, jembatan kolam, gardu pos yang berisi peta strategi Belanda, kolam pemancingan, tempat istirahat, gazebo, ayunan dan sejumlah patung dinosaurus.

8. Penjara bawah tanah Benteng Malborough, Bengkulu.
Benteng Marlborough merupakan salah satu objek wisata sejarah yang terdapat di Kota Bengkulu. Objek wisata Benteng Marlborough terletak di Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Benteng ini menjadi pusat kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Benteng berbentuk segi-empat dengan ukuran panjang 240 meter dan lebar 170 meter. Benteng ini didirikan oleh The Britsh East India Company pada tahun 1713 dan selesai pada tahun 1719.
Di benteng bagian barat daya terdapat di sebelah kiri dan kanan lorong benteng. Di sebelah kiri terdiri dari 7 lokal atau ruangan. Dinding ruangan tersebut dari pasangan batu kali, batu karang, bata dengan mempergunakan perekat campuran kapur, pasir dan tepung bata. Disamping ruangan tersebut terdapat juga ruangan yang teretak di bawah kaki kura-kura barat daya, yaitu rungan penjara bawah tanah, yang terdiri dari tiga ruangan yang keadaanya sangat gelap.
Read More »

9 Pedang Pusaka Nabi Muhammad SAW Yang Sungguh Menakjubkan Sumber: http://yudatfort814.blogspot.com/2011/06/9-pedang-pusaka-nabi-muhammad-saw-yang.html#ixzz29KddES9c

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.44
1. Al Ma’thur
Pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahanda beliau (peninggalan bapak beliau), dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.

2. Al Adb
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti ‘memotong’ atau ‘tajam.’ Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Beliau menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.

3. Dhu Al Faqar
Sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.
Read More »

Mohammad Hatta

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.42
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1xc2AM50KdY7jBk9Ru-kWaUT24BNEiwpDu9tkCY0CAcw1HDgutlp3wd33fmaDSXPKm-NLIOtcg9P3gdinMGIoxDWedy3d0oNlySFyGPdQWQYYvrScQbH9lQ5h7ce2KbRzrqdUd9imAc6P/s1600/hatta.jpg

Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)

http://i193.photobucket.com/albums/z260/e1ponty/Pontianak%20Doeloe/KunjunganBungHattakepontianak.jpg

Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.
Read More »

Peresmian Patung Lilin Soekarno di Thailand

0 komentar Diposting oleh Unknown at 17.07

Patung-Lilin_Soekarno.jpg
ist
Patung lilin Soekarno dan Megawati Soekarno Putri di sebelah kanannya saat berpose di Museum Madame Tussauds di Bangkok, Thailand.

SERAMBINEWS.COM - Sebuah patung lilin yang menyerupai Presiden RI pertama Soekarno dipajang di museum Madame Tussauds, Bangkok, Thailand.
Patung tersebut dibuat sebagai sebuah bentuk penghormatan yang diberikan oleh Madame Tussauds untuk bapak proklamator Soekarno tentunya dengan dukungan dari Tourism Authority of Thailand.

Peresmian patung Bung Karno ini dilakukan pada Senin 24 September 2012 jam 14.00 waktu Bangkok. Hadir mendampingi Megawati Soekarnoputri antara lain, Sukmawati Soekarnoputri, Puti Guntur Soekarno dan Rini Sumarno. Dari pihak keluarga, Megawati Soekarnoputri didampingi anak-anaknya,  H. Moch. Rizki Pratama, HM Prananda Prabowo, dan Puan Maharani. 

Proses pembuatan patung dilakukan melalui penelitian yang sangat mendalam, baik berdasarkan data-data yang dikumpulkan pada saat Bung Karno di Uni Soviet, di Amerika Serikat, maupun pada saat kunjungan ke PBB. Diluar itu sumber informasi yang diberikan keluarga besar Soekarno sangat membantu proses pembuatan patung lilin Bung Karno. Pada awalnya,  proses pembuatan terkendala oleh minimnya data-data terkait dengan tokoh besar tersebut.

Hal ini mungkin berkaitan dengan dampak dari de-Soekarnoisasi yang dilakukan oleh Orde Baru. Melalui penelitian yang mendalam akhirnya dapat diketahui data-data fisik Bung Karno, hingga warna kulit dan gambaran detail lainnya.

Secara khusus profile yang dipakai oleh Bung Karno adalah pada saat kunjungan ke Amerika Serikat dimana Bung Karno menyampaikan pidatonya yang sangat terkenal yaitu To Build the World a New, pada tanggal 30 September 1960.
Read More »

Rabu, 10 Oktober 2012

Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad

0 komentar Diposting oleh Unknown at 02.56

KATA PERKENALAN

oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)

PRAKATA

Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - xliii; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - xlv; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - xlvi; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -xlvii; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - xlviii; Masalah penyaliban Almasih - li; Rumawi dan kaum Muslimin - lii; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - lii; Sebab permusuhan Islam-Kristen - lv; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - lvi; Penjajahan dan propaganda anti Islam - lviii; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -lviii; Sikap jumud di kalangan pemuda - lix; Ilmu dan literatur Barat - lx; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - lxi; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - lxii; Terpikir akan menulis buku ini - lxiii; Qur'an sumber yang paling otentik - lxiii; Konsultasi yang tepat - lxiv; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - lxviii.
Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5, Bagian 6.

PENGANTAR CETAKAN KEDUA

Pembela-pembela Orientalis - lxxiv; Sebab-sebab kesalahan Orientalis - lxxvi; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan - lxxvi; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama - lxxviii; Qur'an tidak diubah-ubah - lxxviii; Pendapat Muir - lxxx; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi - lxxxi; Bila berselisih kembali kepada Nabi - lxxxii; Pengumpulan Qur'an langkah pertama - lxxxiii; Mushaf Usman - lxxxiv; Persatuan Islam zaman Usman - lxxxv; Mushaf Usman cermat dan lengkap - lxxxvi; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - xc; Fitnah sekitar ayan - xci; Kembali kepada ilmu pengetahuan - xcii; Kadang ilmu yang tidak cukup - xciii; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - xcv; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam - xcvii; Selawat kepada Nabi - xcviii; Menangkis kecaman - c; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - c; Kontradiksi - ci; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis - ciii; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - civ; Penghimpunan hadis - civ; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - cv; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun - cvii; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - cx; Qur'an dan mujizat - cx; Mujizat terbesar - cxi; Iman menurut pemuka-pemuka Islam - cxiii; Orang-orang mukmin pada masa Nabi - cxiii; Gharaniq dan Tabuk - cxiv; Metoda saya dalam penyelidikan ini - cxvi; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis - cxviii; Kaum Muslimin dan penyelidikan - cxix.
Read More »

Selasa, 02 Oktober 2012

Bireuen, Ibukota Republik Yang Terlupakan

0 komentar Diposting oleh Unknown at 18.23



1. Banda Aceh
    Jl. Teuku Umar No. 27 & 27A
    Telp : 0651- 40181
    Fax  : 0651-40228

2. Meulaboh
    Jl. Manerok Lorong Nangka 2
    Telp : 0655 - 7551498-96-95
    Fax  : 06455 - 7551497

TIDAK banyak sejarah yang diketahui oleh anak muda -mudi dan generasi sekarang, jika Republik Indonesia ini pernah empat kali berpindah ibukota negara selain dari Jakarta yang kita kenal saat ini.

Jika Anda pernah menginjak kaki atau berkunjung ke Aceh, coba sebut kata 'kota Juang' dan orang akan menunjukkan kalau julukan itu cuma ada di Bireuen.

Ya, sebuah kabupaten yang berada di pesisir pantai timur Aceh ini memiliki bagian sejarah tersendiri dengan masa kemerdekaan Indonesia. Dari pusat ibukota provinsi Aceh, Banda Aceh, ke Bireuen bisa ditempuh dengan kendaraan umum roda empat atau dua sekitar waktu 4 jam.

Berwisata ke lokasi sejarah di Bireuen ini akan terasa saat Anda ingin menjelajah ke depan Meuligoe Bireuen, tidak ada yang mewah memang dengan arsitektur di gedung tersebut yang kini dijadikan sebagai Pendopo Bupati  Kabupaten Bireuen.

Namun, tahukan Anda pada pada masa kemerdekaan RI bangunan tersebut sempat menjadi tempat pengasingan presiden Soekarno kala itu.
Read More »

Mengenal Suku Dayak Punan, Suku Primitif Pedalaman Kalimantan

0 komentar Diposting oleh Unknown at 17.41
Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Dayak Punan juga tersebar di Sabah dan Serawak, Malaysia Timur yang menjadi bagian dari Pulau Kalimantan.

Populasinya paling banyak ditemukan di Kalimantan Timur diperkirakan berjumlah 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada 77 lokasi pemukiman.

Punan sendiri memiliki 14 sub rumpun diantaranya Punan Hovongan, Punan Uheng Kereho dan Punan Kelay. Dihitung dari populasi keberadaan Dayak Punan ini kian tahun kian menurun bahkan cendrung punah.

Tetapi walau demikian mereka tetap saja tak pula berubah dengan pola adat istiadad dari leluhur mereka yang dipercayai.


Asal Usul Suku Dayak Punan

Dalam riwayat atau cerita, leluhur mereka ini asal-usulnya datang dari negeri yang bernama “Yunan “ sebuah daerah dari daratan Cina.

Mereka berasal dari keluarga salah satu kerajaan Cina yang kalah berperang yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di daratan tersebut.

Suku Primitif

Dari keseluruhan Suku Dayak, orang Punan inilah yang paling terbelakang baik budaya maupun kehidupan mereka. Secara umum mereka ini agak primitif dengan tinggal di goa-goa, anak-anak sungai dan lain sebagainya.
Read More »

Minggu, 30 September 2012

Iwan Fals - Sampah

0 komentar Diposting oleh Unknown at 20.46
Buanglah sampah pada tempatnya
Sampah jangan dibuang buang percuma
Bisa jadi macam macam bukan hanya semacam

Bau, kotor dan segala yang menjijikan
Sampah bukan musuh bukan pula lah setan
Sampah hanya sesuatu yang belum termanfaatkan
Jangan dimusuhi apalagi diperangi
Sebab kemanapun kau pergi ada dia di situ.

Reff :
Sampah .. Kertas, plastik, kaleng yo ayo di daur ulang jadi uang
Sampah .. Sisa sisa makanan yo ayo di daur ulang jadi uang
Sampah .. Racun yo ayo di daur ulang jadi uang
Sampah .. Masyarakaat.. haha.. yo ayo di daur ulang jadi oraang...
Sampah .. sampah .. sampah ..

Kalau kita tak bersahabat dengannya, dia bisa ngamuk dan membunuh kita
Kalau kita semua menganggap remeh dia, jangan salahkan kalau dunia kiamat duluan.
Read More »

Iwan Fals - Demokrasi Otoriter

0 komentar Diposting oleh Unknown at 20.00
Demokrasi Otoriter
Iwan Fals (1996)

Orang-orang kecil kok malah peduli
Merogoh kantong untuk harapan kosong
Otak demokrasi memberikan janji
Berdiri sedih berdarah perih

Orang-orang besar kok malah bertengkar
Melongok hati untuk bersembunyi
Otak otoriter sudah mulai teler
Jangan ragu-ragu walau kita malayu

Demokrasi otoriter
Mari sini jangan ngeper
Demokrasi dan militer
Lihatlah masih banyak yang keleler

Demokrasi otoriter
Mari sini jangan jiper
Demokrasi dan militer
Lihatlah masih banyak yang keteter

Orang-orang dogol kok masih bercokol
Ongkang-ongkang kaki di televisi
Otak foya-foya ngomong Pancasila
Melintas bebas sehabis melibas
Read More »

Iwan Fals - Demokrasi Nasi

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.59
Demokrasi Nasi
Iwan Fals (1978)



Ada lagi sebuah perkara
Tentang nyawa manusia
Kisah ini memang sudah lama
Tapi benar terjadi


Anak seorang menteri
Membuat onar lagi
Menembak sampai mati
Kok nggak ada sangsi?


Tentu tak sesuai dengan undang-undang
Di negeri ini yang katanya demokrasi


Lain lagi dengan orang biasa
Bila mereka curiga
Langsung masuk penjara
Tanpa bukti nyata


Mengapa?
Mengapa?


Undang-undang tampaknya sakit perut
Tuan tolong panggilkan dokter ahli
Untuk Indonesia yang sisa hidupnya
Mungkin terkena wabah kolera
Read More »

Iwan Fals - Oh...Indonesia

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.56
Oh Indonesia (suksesi)
IWAN FALS

Sebentar lagi PEMILU
Orang - orang masuk ke kotak suara
Untuk mencari pemimpin baru
Untuk mendapatkan gairah baru

Sebentar lagi PEMILU
Sedangkan aku masih ragu
Untuk mencoblos salah satu
Karena penguasa menginginkan status Quo

Sebelum PEMILU
Orang - orang sudah pada ribut
Politisi, polisi dan tentara kalang kabut
Penguasa, pengusaha dan semua pasang kuda - kuda
Sementara gossip yang beredar
SOEHARTO adalah BOS MAFIA
Read More »

Planet Baru Yang Menyerupai Bumi

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.41
Baru-baru ini sebuah tim yang dibentuk oleh 73 astronom yang berasal dari berbagai negara memastikan bahwa mereka telah menemukan planet yang mirip bumi yang paling kecil di luar tata surya. Planet yang paling mirip dengan Bumi di luar tata surya kita sampai saat ini, permukaannya kemungkinan tertutup oleh air. Planet itu mengorbit bintang Gliese 581, yang terletak 20,5 tahun cahaya di gugus bintang Libra. Para ilmuwan menemukan planet itu dengan menggunakan teleskop khusus di Cili.





Mereka mengatakan suhu yang hangat dan nyaman di planet itu berarti permukaan planet diisi oleh air, yang secara teoritis dapat mempertahankan kehidupan. Benda yang mirip planet bumi ini jaraknya 28.000 tahun cahaya jauhnya, dan mataharinya adalah sebuah bintang cebol merah yang tidak tinggi, karenanya suhu pada permukaan planet ini kurang lebih berkisar antara 220 derajat Celcius di bawah nol.


Berdasarkan bintang tetap yang menyandarnya, ilmuwan yang menemukan planet ini memberi nama OGLE-2005-BLG-390Lb, bintang tetap ini sama seperti dengan matahari kita, berada di dalam sistem galaksi. Selama 11 tahun ini, sudah lebih dari 170 planet di luar sistem galaksi ditemukan, tapi sebagian besar mereka lebih besar daripada bumi. Volume mereka umumnya sangat besar seperti planet Jupiter, dan tidak mudah jika hendak mengamatinya, mereka baru bisa ditemui saat melewati bintang tetap.
Read More »

Robot Tercanggih

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.40
Pasti udah pada tau tentang robot yang namanya asimo punya Honda, kali ini saya akan menceritakan sedikit sejarah berdirinya asimo. ASIMO adalah singkatan dari “Advanced Step in Innovative Mobility.” ASIMO dianggap sebagai robot humanoid tercanggih di dunia dengan tinggi 130 cm dan berat 54 kg. Robot ini dikembangkan oleh Honda Motor Co., Ltd.


ASIMO dilahirkan pada 31 Oktober 2000 dari hasil program R&D robotik Honda yang didirikan pada 1986. Dipimpin oleh Mr. Masato Hirose, Senior Chief Engineer of the Wako Research Institute, Honda R&D Co., Ltd., tim pengembangan robot berangan menciptakan robot yang bisa menjadi teman bagi manusia. Impian ini berujung pada konsep “menyatukan berbagai fungsi mekanis dengan teknologi maju untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,” yang mendasari road map Honda dalam pengembangan robot. Mendingan dananya dibuat bikin robot daripada dibuat mobil mewah yang boros bahan bakar.


Pada kurun 14 tahun terakhir, Honda telah mengembangkan tujuh robot eksperimen dan tiga robot prototipe. Setelah berbagai usaha, proyek ini berbuah pada tahun 2000 dengan peluncuran resmi ASIMO sebagai representatif dari teknologi robot humanoid.
ASIMO sekarang adalah generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari robot ASIMO generasi pertama yang diperkenalkan pada tahun 2000. Teknologi mobilitas ASIMO kini telah mengalami perkembangan pesat dibanding generasi terdahulunya, dengan berbagai kemampuan diantaranya bergerak dalam pola lingkaran dan berlari hingga kecepatan 6 km/jam. Kemampuan ASIMO berinteraksi dengan manusia atau objek lainnya juga semakin sempurna, seperti menyambut tamu, berjalan bergadengan tangan dengan manusia, membawa nampan, dan mendorong kereta.
Read More »

Penemu Lampu Pijar

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.39
Thomas Alva Edison lahir tanggal 11 Februari 1847 di Milan,Ohio,USA. Ketika berumur 8 tahun, Edison dikelurkan dari sekolahnya karena dianggap idiot. Akhirnya Edison diajar sendiri oleh ibunya di rumah. Sejak usia 10 tahun Edison mulai melakukan percobaan.




Buku percobaan Elektro karangan ilmuwan fisika dan kimia Inggris, Faraday, sangat mempengaruhi Edison. Buku ini menghapus peraasan takutnya terhadap ilmu pasti,
hal ini sangat berpengaruh pada kehidupannya.
Penemuan penting Edison tak terhitung banyaknya, hak paten yang diperolehnya lebih dari 1000 macam. Beberapa penemuannya yang berpengaruh besar bagi perkembangan dunia adalah lampu pijar, fonograf, aki, telegram, piringan hitam, kamera film serta proyektor. 


Read More »

Asal-Usul Sejarah Mikrofon

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.36


Asal Usul Sejarah Mikrofon (bahasa Inggris: michrophone) adalah suatu jenis tranduser yang mengubah energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.

Istilah mikrofon berasal dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau bunyi. Istilah ini awalnya mengacu kepada alat bantu dengar untuk suara berintensitas rendah. Penemuan mikrofon sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Pada awal penemuannya, mikrofon digunakan pada telepon, kemudian seiring berkembangnya waktu, mikrofon digunakan dalam pemancar radio hingga ke berbagai penggunaan lainnya. Penemuan mikrofon praktis sangat penting pada masa awal perkembangan telepon. Beberapa penemu telah membuat mikrofon primitif sebelum Alexander Graham Bell.

Pada tahun 1827, Sir Charles Wheatstone telah mengembangkan mikrofon. Ia merupakan orang pertama yang membuat “mikrofon frase". Selanjutnya, pada tahun 1876, Emile Berliner menciptakan mikrofon pertama yang digunakan sebagai pemancar suara telepon. Mikrofon praktis komersial pertama adalah mikrofon karbon yang ditemukan pada bulan Oktober 1876 oleh Thomas Alfa Edison. Pada tahun 1878, David Edward Hughes juga mengambil andil dalam perkembangan mikrofon karbon. Mikrofon karbon tersebut mengalami perkembangan hingga tahun 1920-an.
Read More »

Penemu Mesin Ketik

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.35
 
Sebenarnya siapasih yang menemukan mesin ketik atau penemu mesin ketik pertama kali? siapa penemunya dan bagaimana asal usul mesin ketik? berikut jawabannya:

Mesin ketik modern merupakan pengembangan dari mesin ketik yang pada awalnya diciptakan secara sederhana dan bertahap. Penemuan teknologi ini melibatkan penemu yang bekerja secara mandiri, baik secara perorangan maupun kelompok, yang menimbulkan persaingan antarpenemu selama beberapa dekade. Hal ini sama seperti penemuan telepon, di mana sejumlah orang saling memberikan kontribusi terhadap penemuan mesin ketik ini sehingga pada akhirnya menciptakan suatu produk komersil yang sukses. Penemuan mesin ketik diawali pada tahun 1714, saat Henry Mill memperoleh hak paten karena menciptakan sebuah mesin yang menyerupai mesin ketik. Di samping itu muncul pula penemuan kertas karbon oleh Pellegrino Turri yang merupakan salah satu cikal bakal dari komponen mesin ketik. Pada tahun 1829, William Justin Burt menciptakan sebuah mesin yang disebut “typowriter”, yang dikenal sebagai mesin ketik pertama. Walaupun demikian, mesin ini bekerja lebih lama daripada menulis dengan menggunakan tangan, sehingga Burt tidak dapat menemukan seorang pembeli atau pihak perusahaan yang mau membeli hak paten tersebut. Hal ini menyebabkan mesin itu tidak dapat diproduksi untuk komersil. Mesin ketik ini digunakan dengan cara putaran, bukan tombol-tombol untuk memilih karakter, sehingga disebut “index typewriter”, bukan “keyboard typewriter”. Pada pertengahan tahun 1800, secara global dapat dilihat adanya peningkatan komunikasi bisnis. Kejadian ini menciptakan kebutuhan akan proses penulisan secara mekanik, sehingga proses menulis menjadi lebih cepat. Pada tahun 1829 sampai 1870, penemuan mesin ketik banyak bermunculan di negara-negara Eropa dan Amerika, namun tidak ada yang berhasil membuat mesin ketik menjadi sebuah produk yang dihasilkan secara komersil. Kemudian pada tahun 1855, Giuseppe Ravizza, seorang berkebangsaan Itali, menciptakan sebuah prototipe mesin ketik. Pada akhirnya, di tahun 1861, Father Francisco João de Azevedo, seorang pendeta Brazil, menciptakan mesin ketik buatannya sendiri. Penemuan ini menimbulkan klaim bahwa ia adalah seorang penemu sejati mesin ketik. Klaim ini kemudian menimbulkan kontroversi. Di antara tahun 1864 sampai 1867, Peter Mitterhofer, seorang tukang kayu berkebangsaan Austria, berhasil mengembangkan beberapa model mesin ketik dan prototipe ini dapat berfungsi secara penuh pada tahun 1867.
Pada tahun 1865, Rev. Rasmus Malling-Hansen menciptakan "Hansen Writing Ball", yang kemudian menjadi mesin ketik pertama yang dijual secara komersil pada tahun 1870. Berdasarkan penjelasan pada buku “Who is The Inventor of The Writing Ball” pada tahun 1865, papan ketik yang digunakan dalam mesin ketik ini terbuat dari keramik. Dalam proses penetapan standar papan ketik tersebut terjadi beberapa tahap eksperimen dalam penempatan tombol-tombol huruf yang berbeda.
Read More »

Memalukan, SBY Bingung Kehilangan Penerjemah Saat Konferensi Pers PBB

0 komentar Diposting oleh Unknown at 19.25

NEW YORK (voa-islam.com) - Pencitraan atas kunjungan presiden SBY ke New York awal pekan ini memudar ketika ia nampak kebingungan dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan di markas PBB.


Presiden Yudhoyono membatalkan resepsi yang diselenggarakan Sekjen PBB Ban Ki-Moon setelah terjadinya insiden kebingungan SBY pada hari Rabu (26/9/2012) lalu, meskipun kehadiran Presiden SBY telah dikonfirmasi oleh para pejabat Indonesia, menurut beberapa delegasi.

Sebaliknya, Presiden langsung pergi menuju Hotel Millennium Plaza di mana ia tinggal untuk sementara waktu di kota tempat diselenggarakannya majelis umum tersebut.

Insiden itu diawali di sebuah konferensi pers pada hari Rabu yang menampilkan Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di atas podium untuk membahas Panel Tingkat Tinggi Agenda Pembangunan Pasca-2015, yang mana ketiganya merupakan pembicara.

Saat konferensi pers berlangsung, seorang Presiden yang tampaknya kebingungan tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh seorang reporter radio Eropa yang berbicara dalam bahasa Inggris.

Ketika Yudhoyono gagal merespon setelah wartawan tersebut mengulangi pertanyaannya, salah seorang penerjemah lalu bergegas ke podium menerjemahkan untuk presiden, sehingga  membuat sang penerjemah harus (berjalan) melewati para penjaga yang mencoba menghalaunya.

Wartawan tersebut telah meminta Yudhoyono untuk menjelaskan seruannya kepada dunia internasional untuk memboikot penghujatan, setelah terjadinya kerusuhan menyusul penyebaran film anti-Islam Innocence of Muslim di internet.

"Ketika anda membuat pernyataan tentang seruan itu, apakah anda berbicara secara khusus tentang anti-penghujatan? Bisakah anda menjelaskan sedikit lebih lanjut tentang itu?" Tanya wartawan.

Yudhoyono, yang berbicara bahasa dalam Inggris, terdiam, mengangkat alisnya dan memutar kepalanya nampak jelas mencari seorang penerjemah.

Ketika pertanyaan itu diulang setelah beberapa saat hening, seorang Yudhoyono masih tampak membisu memandang ke arah Sirleaf dan Cameron, namun tak satu pun diantara mereka yang membantu Presiden.

Presiden terselamatkan ketika penerjemah pada akhirnya bergabung dengannya di podium.

Para pejabat Indonesia lainnya pada saat konferensi pers tersebut mungkin tak mampu untuk membantu Presiden karena kerumunan wartawan.

Meskipun direktur jenderal untuk hubungan multilateral Departemen Luar Negeri, Hasan Kleib, berada di dekat podium, itu adalah penerjemah, yang tampaknya secara spontan, yang telah berinisatif/bergerak sendiri untuk membantu Presiden.

Yudhoyono akhirnya menjawab pertanyaan tersebut, meskipun dengan nada kurang senang.

"Saya pikir pertanyaan anda tidak berhubungan erat dengan pesan panel ini untuk mempersiapkan kolaborasi global baru dalam memerangi kemiskinan. Saya telah membuat pernyataan saya dalam pidato yang telah saya sampaikan sebelum Majelis Umum tentang hal itu. Tapi kita harus belajar untuk bekerja sama di dunia ini dengan menghormati kepercayaan, keyakinan dan agama lain" kata Yudhoyono.
Read More »

Selasa, 25 September 2012

"Palagan" Surabaya 28 – 30 Oktober 1945 (bag 2 habis)

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.37
Mobil Malaby yang hancur.

Oleh DAUD SINJAL
Kehancuran total brigade Inggris tertolong oleh gencatan senjata yang disepakati Presiden Soekarno dan Mayjen Hawthorn, 30 Oktober siang. Pelajaran keras itu memaksa Inggris mengakui status TKR dan membatalkan perintah penyerahan senjata laskar dan pemuda. Inggris harus menarik semua pasukannya untuk hanya dipusatkan di Tanjung Perak, lapangan terbang dan kamp tawanan jalan Darmo.
Tapi truce itu tidak berjalan mulus, karena para pemuda pejuang menerimanya dengan pemahaman yang berbeda. Kesalah pahaman ini menyebabkan insiden di Jembatan Merah yang menewaskan Brigadir Mallaby dan membawa akibat pada tindakan balasan Inggris. Mallaby ditembak pada saat bersama anggota-anggota Contact Committee dari Indonesia akan menangani masalah di gedung Internatio.
Dalam gedung itu bertahan satu kompi dari batalyon India, sementara di luar, ratusan pejuang Indonesia mengepung dan menyerukan komandan kompi tersebut, Mayor Venugopal, dan seluruh anak-buahnya keluar untuk menyerah. Pemuda-pemuda nampaknya menafsirkan gencatan senjata bahwa pasukan Inggris, yang memang sudah tersudut, harus mengaku kalah dengan cara meletakkan senjata. Tapi tentara pemenang Perang Dunia ini tidak sudi menyerah, apalagi kepada rakyat biasa.
Di ujung jembatan yang tepat di muka gedung Internatio, Mallaby keluar dari mobilnya dengan memegang bendera putih. Ia tidak diperbolehkan lewat untuk menemui pasukannya di dalam gedung itu. Massa hanya membolehkan anggota Kontak Biro dari Indonesia, Mayjen TKR Mohammad Mangoendiprodjo, dan perwira Inggris yang lebih yunior, Captain H. Shaw.
Kekerasan
Tidak jelas siapa yang memulai membuka tembakan. Tapi Mayor Venugopal memerintahkan untuk menembak. Segera saja pecah baku tembak yang gegap gempita. Pasukan Inggris melontarkan sejumlah granat untuk menghalau massa yang mengepung Mallaby. Diperkirakan 150 orang tewas akibat ledakan granat tersebut. Massa menyingkir. Sementara Mallaby bersama dua kapten dan seorang letnan tiarap di dalam mobil.
Setelah baku tembak mereda, Mallaby mendongakkan kepalanya untuk melihat situasi. Beberapa pemuda mendekati dan melepaskan tembakan-tembakan ke arahnya. Brigjen itu tewas seketika. Sedangkan ketiga perwiranya, yang luka-luka, menyelamatkan diri dengan terjun ke sungai. Pernyataan resmi dari pihak Indonesia mengatakan Mallaby mati akibat ledakan granat di dalam mobilnya sendiri. Sedangkan pihak penyidik Inggris yang memeriksa di tempat kejadian mendapatkan mobilnya masih utuh, tidak ada tanda-tanda bekas ledakan.
Mallaby tewas hanya 5 jam setelah perundingan damai di gubernuran yang ikut dihadirinya.
Drama Jembatan Merah itu berakhir setelah Venugopal bersedia menyerah kepada TKR. Namun Mayjen Mohamad yang sempat dijadikan sandera baru dilepas satu jam setelah seantero tentara Inggris meninggalkan gedung Internatio dengan aman. Radio Surabaya mengumumkan kematian Mallaby dan kemenangan pejuang kemerdekaan. Tapi Jenderal Christison, sama sekali tak bisa menerima hal itu. Pada 31 Oktober, Panglima Sekutu itu menyerukan agar mereka yang tersangkut pembunuhan Mallaby menyerahkan diri.
Ia pun menyatakan akan mengerahkan kekuatan darat, laut, udara dan persenjataan modern yang ada padanya untuk menegakkan hukum dan ketertiban. Bilamana dalam tindakan ini terjadi korban jiwa atau luka-luka, maka tanggung-jawabnya terpulang pada orang-orang Indonesia yang terlibat kejahatan yang telah disebutkannya itu. Christison menegaskan, kekerasan akan dihadapi dengan kekerasan.
Read More »

Tan Malaka dizholimi bangsanya sendiri ?

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.32
Kalau berbicara tentang Tan Malaka, saya selalu terharu. Bagaimana bisa orang yang telah berjasa bagi Indonesia ini, saat kita bersama-sama menyelenggarakan “Revolusi Kemerdekaan”, dia dizholimi bangsanya sendiri !. Sebuah uraian kejadian yang tidak masuk akal ?. Padahal Tan berjuang jauh sebelum Indonesia merdeka. Idenya banyak yang menginspirasi pejuang Indonesia lainnya, seperti Soekarno, Adam malik, Chairul Saleh, Soekarni, bahkan Jenderal Soedirman dan Sjahrir.
Dalam bukunya “dari penjara ke penjara”, Tan bercerita tentang penderitaannya berkelana dari penjara ke penjara. Untuk pertama kali dirinya ditangkap di Madiun atas perintah Amir Syarifudin Menteri pertahanan RI. Ini terjadi pada tanggal 17 Maret 1946. Dia dibawa ke Tawang Mangu dan disana diberlakukan sebagai tahanan rumah selama 3 bulan lebih. Bersamanya adalah Abikusno Tjokrosuyoso, Soekarni dan Mohammad Yamin. Saat terjadi peristiwa penculikan Perdana Menteri Syahrir pada tanggal 27 Juni 1946 maupun peristiwa 3 Juli 1946, Tan Malaka Cs berada di Tawang Mangu. Dan menurut pengakuannya dia tidak ada sangkut pautnya pada kedua peristiwa tersebut yang terkait pada nama-nama seperti Jenderal Mayor Soedarsono, Mr Budyarto, Mayor AK jusuf, Iwa Kusumasumantri, Mr Ahmad Soebardjo dan Dr Buntaran. Hubungannya Cuma sebatas sesama anggota Persatuan Perjuangan saja dengan mereka. Persatuan Perjuangan (PP) adalah kelompok politik yang tidak sudi menerima perundingan Indonesia-Belanda yang merugikan Republik Indonesia. Persatuan perjuangan memiliki dasar perjuangan yaitu yang namanya "Minimum Program". Tapi Pemerintahan sayap kiri, tetap saja melakukan perjuangan diplomasi yang amat merugikan itu. Kalau dalam Linggajati (1947), Republik tinggal hanya terdiri dari Jawa, Madura dan Sumatra, maka dalam Renville (1948) lebih parah lagi. RI hanya sebagian kecil Jawa dan sebagian Sumatera. Untuk inilah PP berjuang agar RI tidak lebih terpuruk lagi, padahal Belanda sudah berhasil memunculkan negara Federal seperti halnya Negara Indonesia Timur. PP berjuang dibidang politik untuk memprotes kebijaksanaan Pemerintah itu. Maka Pemerintah menjadi mersa dihalang-halangi PP. Tidak ayal lagi, Pemerintah merasa terganggu. Merasa bahwa gerakan melawan Pemerintah ini didalangi Tan Malaka, Pemerintah sayap kiri yang awalnya dipimpin Sjahrir kemudian Amir Sjarifudin, segera membuat pernyataan bahwa peristiwa 3 Juli yang tujuannya untuk merobohkan Pemerintah adalah sebuah gerakan yang dipimpin Tan Malaka. Pada tanggal 6 Juli 1946, Tan Cs dibawa dari tahanan rumah Tawang Mangu menuju banyak tempat. Mulai dari Solo, Yogyakarta, Mojokerto, Magelang, Ponorogo dan Madiun. Sidang perkara tuduhan makar pada komplotan ini, baru berlangsung pada bulan Februari 1948. Dan atas grasi Presiden, pada tanggal 17 Agustus 1948, semua tahanan di bebaskan. Tan Malaka sendiri baru dibebaskan pada tanggal 16 September 1948 dari Penjara di Magelang. Tidak banyak yang terungkap peristiwa demi peristiwa yang terjadi atas dirinya sesudah tahun 1948. Kecuali nanti pada bulan Juli tahun 1949, muncul berita disurat khabar nasional maupun internasional bahwa Tan Malaka telah dieksekusi. Misalnya pada berita Majalah Times tertanggal 4 Juli 1949 muncul tulisan : "The Republicans dressed up their account of Tan's execution with details.
Read More »

Sebelum menikah dengan Hartini. Soekarno tidak melakukan Poligami

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.30
Dalam bukunya "Mohammad Hatta, memoir", Bung Hatta yang ayah Menteri Peranan Wanita Meutia Hatta ini bercerita soal proses perkawinan Soekarno dan Fatmawati pada zaman Jepang : "Pada suatu waktu aku dengar berita, bahwa Soekarno akan kawin lagi dengan seorang anak didiknya di Bengkulu, yang namanya yang asli diubah menjadi Fatmawati. Wanita ini tidak lama lagi akan datang ke Jakarta. Alasan Soekarno ialah bahwa Ibu Inggit tidak dapat mempunyai anak lagi, sedangkan Soekarno ingin mempunyai turunan. Menurut Kyai Mansur, mungkin Ibu Inggit tidak berkeberatan, sebab ia sendiri kenal Fatmawati. Waktu di Bengkulu, Fatmawati sering datang ke rumahnya dan sering pula bergaul dengan dia. Malahan dipandangnya sebagai anaknya sendiri. Dalam pada itu, atas petunjuk Soekarno, Shimizu dapat mengusahakan, supaya Pegangsaan Timur 56 dapat ditentukan untuk rumah kediaman Soekarno. Ibu Inggit masih tinggal di rumah di pojok jalan Oranye Boulevard dan jalan Mampang. Pada suatu hari Soekarno datang ke kantorku, mengatakan kepadaku, bahwa ia terpaksa bercerai dengan Inggit, tetapi beberapa syarat yang berhubungan dengan perceraian itu dibuat di muka anggota empat serangkai lainnya. Aku menjawab bahwa apabila perceraian itu tidak dapat dihindarkan, aku bersedia, syarat-syarat akibat perceraian itu dibuat oleh empat serangkai pada kantorku itu. Harinya kami tentukan keesokan harinya, kira-kira jam 10 pagi dan Soekarno akan memberitahukan kepada Dewantoro dan Kiayi Mansur. Keesokan harinya pada jam 10 pagi kami bersidang dikamarku. Syarat itu ialah : 1. Soekarno akan memberi belanja hidup saban bulan kepada Inggit selama hidupnya. 2. Soekarno akan membelikan sebuah rumah di Bandung untuk kediaman Inggit seumur hidupnya. Kedua syarat itu dibuat dimuka empat serangkai dan ditanda tangani oleh empat serangkai masing-masing. Aku kira syarat itu tidak berat dan masuk akal. Soalnya ialah siapa yang akan mengawasi bahwa kedua syarat itu dilaksanakan oleh Soekarno ?". Shimizu adalah kepala pusat propaganda bala tentara Jepang ke 16 yang amat berkuasa untuk membagi-bagi rumah tinggalan Belanda. Oranye Boulevard adalah jalan Diponegoro sekarang dan jalan Mampang adalah jalan Tjikditiro sekarang. Empat serangkai adalah istilah kelompok para pemimpin Indonesia dizaman Jepang yang dijuluki oleh Soekardjo Wirjopranoto pimpinan surat kabar Asia Raya. Mereka adalah Soekarno, Hatta, Kiayi Mas mansur dan Kihajar Dewantoro. Foto atas : Hari Ibu tanggal 22 Desember 1947 bertempat dialun-alun Yogya. Tampak baris depan, dari kiri kekanan Bu Dirman, Bu Fatmawati, Pak Dirman dan Presiden Soekarno.
Read More »

61 TAHUN RAPAT RAKSASA IKADA

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.28
INDONESIA MERDEKA
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi hari bertempat dimuka rumah dijalan Pegangsaan Timur no.56 telah diadakan upacara PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA. Dalam peristiwa ini Ir Sukarno dihadapan rakyat Jakarta Raya membacakan teks Proklamasi yang berbunyi : Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan KEMERDEKAAN INDONESIA, hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Peristiwa ini dapat berlangsung berdasarkan musyawarah para pemuka rakyat dari seluruh Indonesia menjelang pagi hari dirumah Laksama Maeda jalan Imam Bonjol no.1[1] Jakarta, yang berpendapat bahwa telah tiba saatnya untuk menyatakan kemerdekaan itu. Mengingat lembaga dimana para pemuka rakyat Indonesia ini bergabung pada zaman Jepang bernama PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (disingkat PPKI) maka dapat dikatakan lembaga inilah yang kemudian bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut amanat PROKLAMASI. Pada tanggal 18 Agustus 1945 bertempat digedung BP7 sekarang[2], Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengambil keputusan, mensahkan dan menetapkan UUD dasar negara Republik Indonesia. Isi UUD ini yang utama adalah membentuk Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan ditangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu PPKI melaksanakan pemilihan Presiden dan wakil Presiden yang dalam hal ini secara aklamasi disetujui Bung Karno sebagai Presiden dan Bung Hatta sebagai wakil Presiden. Selain itu ditetapkan pula bahwa untuk sementara waktu Presiden dibantu oleh sebuah Komite Nasional (KNI). Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI menetapkan adanya 12 Kementerian dalam Pemerintahan NKRI dan pembagian daerah menjadi 8 Propinsi yang dikepalai seorang Gubernur. Setiap Propinsi dibagi dalam Kresidenan yang dikepalai oleh seorang Residen. Gubernur dan Residen dibantu oleh Komite Nasional daerah. PPKI berhubung dengan semangat baru dalam alam kemerdekaan, secara singkat kemudian disebut PANTIA KEMERDEKAAN (PK) [3]. Dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 PK membentuk Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat. Anggota KNI pusat (KNIP) dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 oleh Presiden Sukarno.bertempat digedung Kebudayaan (sebelumnya bernama gedung Komidi sekarang gedung Kesenian). Dalam sidang KNIP malam hari telah terpilih Mr Kasman Singodimedjo sebagai ketua, Sutardjo Kartohadikusumo sebagai wakil ketua I, Mr.J.Latuharhary sebagai wakil ketua II dan Adam Malik sebagai wakil ketua III. Pada tanggal 31 Agustus 1945, atas perintah Presiden dikeluarkan maklumat Pemerintah yang berisi, berhubung dengan pentingnya kedudukan dan arti KNI untuk memusatkan segala tindakan dan susunan persatuan rakyat maka gerakan dan persiapan PNI untuk sementara waktu ditunda dan aktivitasnya harus dicurahkan kedalam KNI. Kabinet pertama (Presidensiel) baru terbentuk pada tanggal 5 September 1945 dimana Bung Karno bertindak selaku perdana menteri dan sejumlah pemuka ditunjuk sebagai menteri dalam 12 Kementerian yang disebut diatas. Pemerintahan ini juga memiliki 4 orang menteri negara dan 4 pimpinan lembaga lainnnya yaitu, Ketua Mahkamah Agung, Jakasa Agung, Sekretaris Negara dan Juru bicara negara.
IBUKOTA JAKARTA
Daerah Jakarta Raya dizaman Jepang berbentuk daerah khusus kota besar (Tokobetsu) dan Soewiryo menjabat wakil walikota. Pada saat kemerdekaan tahun 1945 Soewirjo mengambil alih jabatan walikota tersebut kemudian menunjuk Mr Wilopo sebagai wakilnya. Meskipun Pak Wirjo begelar Walikota namun dia lebih dikenal sebagai Bapak Rakyat Jakarta. Sebagai orang yang berkecimpung lama dalam Pemerintahan Kota aktifitas beliau amat khusus. Kantornya dibalai kota jalan Merdeka selatan Jakarta sekarang. Saat Proklamasi 17 Agustus 1945 dipegangsaan timur 56, Pak Wiryo bertindak selaku ketua panitia mempersiapkan dan menyelenggarakan acara tersebut. Ketua KNI Jakarta Raya adalah Mr Mohammad Roem. Pengurus pusat Komite Nasional dan cabang kota Jakarta serta pengurus besar PNI berkantor dibekas gedung Jawa Hokokai (sekarang gedung Mahkaman Agung disamping Departemen Keuangan lapangan Banteng Jakarta). Gedung milik RI inipun dipergunakan sebagai tempat rapat-rapat kabinet yang pertama. Setelah 17 Agustus 1945, berita Proklamasi dari Jakarta segera menyebar kseluruh tanah air melalui media elektronik (saat itu radio dan kontak-kontak telegrafis) dan cetak maupun dari mulut kemulut. Dengan sendirinya timbullah reaksi spontan yang amat bergelora. Akibatnya selama bulan Agustus dan September 1945 telah diadakan berbagai kegiatan massa seperti rapat-rapat regional wilayah maupun rapat-rapat lokal ditingkat kecamatan-kelurahan atau pada tempat-tempat berkumpul lainnya. Rapat wilayah kota Jakarta yang cukup besar terjadi pada ahir bulan Agustus 1945. Yaitu rapat rakyat dalam rangka menyambut berdirinya KNI yang bertempat dilapangan Ikada. Setelah rapat bubar, sebahagian massa mengadakan gerakan pawai berbaris mengelilingi kota dengan mengambil rute Ikada, Menteng Raya, Cikini dan Pegangsaan Timur. Dimuka rumah Pegangsaan Timur 56, Presiden Sukarno dan Ibu Fatmawati serta sejumlah menteri menyambut[4].
RAPAT RAKSASA IKADA
Kegiatan rakyat seperti ini menarik perhatian pihak Jepang dan khawatir akan menimbulkan hal-hal yang berlawanan dengan dengan ketentuan penguasa Jepang sesuai instruksi sekutu[5]. Maka pada tanggal 14 September 1945 dikeluarkan larangan untuk berkumpul lebih dari 5 orang. Ditambah larangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan provokasi yang memunculkan demonstrasi melawan penguasa Jepang. Padahal saat itu sedang dipersiapkan sebuah rapat yang lebih besar dan sudah bersifat rapat raksasa yaitu Rapat Raksasa Ikada. Ide pertama rencana tersebut, datangnya dari para pemuda dan mahasiswa dalam organisasi Commite van Actie yang bermarkas di Menteng 31 Jakarta[6], untuk mengadakan peringatan 1 bulan Proklamasi pada tanggal 17 September 1945.
Read More »

Sekitar Prkolamasi

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.26

Pada perundingan dirumah Maeda ada rencana untuk menyelenggarakan Proklamasi di Ikada. Tapi ternyata, pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan dimuka rumah Soekarno dijalan Pegangsaan Timur no 56. Soediro (Mantan Walikota saat tahun 1945 menjabat wakil kepala barisan Pelopor) bercerita. Sejak tanggal 14 Agustus 1945, dia menugaskan Soehoed (tampak dalam foto proklamasi seorang pemuda bercelana pendek) dan beberapa orang pelopor istimewa untuk menjaga keluarga Soekarno. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam hari, Soehoed melaporkan bahwa telah datang Soekarni dan Chaerul Saleh dan kawan-kawannya. Soehoed tidak curiga karena Caherul juga anggota pelopor istimewa. Demikian juga ketika Soekarno sekeluarga dibawa pergi tidak ada kecurigaan sebagai peristiwa penculikan. Pada mereka timbul semangat lagi ketika Soekarno kembali pada tanggal 16 Agustus 1945 malam hari. Berkaitan dengan perintah Dr Muwardi (pimpinan barisan Pelopor) untuk melakukan persiapan upacara 17 Agustus 1945, Soediro memanggil para pembantunya untuk turut menyebarkan akan adanya acara sangat penting pada tanggal 17 Agustus 1945. Misalnya K.Gunadi diserahkan tugas untuk menyampaikan instruksi tertulis yang ditujukan pada para anggota barisan pelopor istimewa dan eksponen barisan pelopor lainnya. Sedangkan Daitai-daitai di kawedanaan dan Cutai-cutai dikecamatan banyak yang sudah dihubungi sendiri, secara pertilpun atau perkurir. Instruksinya antara lain, berkumpul dilapangan Ikada tanpa membawa panji pelopor pada jam 11.00 untuk keperluan menghadiri upacara penting. Ketika dengan bersepeda Soediro pagi harinya menuju Ikada, dia heran karena melihat disitu banyak Jepang bersenjata. Timbul pertanyaan dibenaknya, apakah berita sudah bocor ?. Dia lalu menghubungi Dr Muwardi dirumahnya dan dari penjelasan Dr Muwardi ternyata Proklamasi tidak jadi di Ikada tapi dirumah Soekarno. Maka dengan cepat disebarkanlah pembetulan informasi bahwa pelaksanaan proklamasi dipindahkan di Pegangsaan Timur 56. Kepada Soehoed diperintahkan untuk menyiapkan tiang bendera tepat dimuka kamar depan, hanya beberapa meter dari teritis rumah. Setelah itu Soediro pulang kerumahnya sebentar. Ketika dia kembali dilihatnya telah hadir Soewirjo, Dr Muwardi, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, Trimurti dan masih banyak lagi. Tidak tampak wajah Wikana, Soekarni, Chaerul Saleh maupun Adam Malik. Dimuka beranda rumah sudah terpasang mikrofon dan versterker (amplifier) yang disewa dari Gunawan pemilik perusahaan jasa penyewaan sound system “Radio Satrija” yang beralamat dijalan Salemba Tengah no.24. Acara proklamasi sederhana ini mengikuti mata acara yang dipersiapkan yaitu : Pembacaan proklamasi oleh Soekarno disambung pidato singkat, Pengerekan bendera merah putih, Sambutan Soewirjo dan Sambutan Dr Muwardi. Pada acara pertama, Soekarno membaca Proklamasi yang sudah diketik Sajuti Melik dan telah ditandatangani Soekarno-Hatta (foto 1 dan 2). Kemudian Soekarno berpidato singkat tanpa teks. Untuk pengerekan bendera awalnya diminta kesediaan Trimurti, tapi dia menolak lalu mengusulkan sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Maka Latif Hendraningrat, yang masih memakai seragam lengkap PETA, maju kedepan sampai dekat tiang bendera. Soehoed didampingi seorang pemudi muncul dari belakang membawa sebuah baki nampan berisi bendera Merah Putih (bendera pusaka yang dijahit Fatmawati beberapa hari sebelumnya). Maka dikereklah bendera tersebut oleh Latif dibantu Soehoed. Setelah berkibar, spontan hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Melihat foto (3) Proklamasi, nampak membelakangi lensa Fatmawati dan Trimurti. Tampak Soekarno bersama Hatta lebih maju dari tempat berdiri saat pembacaan proklamasi. Sebuah foto lain (4) yang diambil dari belakang Soekarno, menggambarkan para hadirin lainnya yang berdiri dekat tiang bendera. Mereka terdiri dari para pemuda-mahasiswa Ika dai Gakko. Pada acara ketiga, Soewirjo yang dizaman Jepang menjabat wakil walikota berpidato. IPPHOS juga mengabadikan peristiwa ini. Namun sampai hari ini tiada dokumen yang menjelaskan apa yang diucapkan Soewirjo. Demikian juga tidak ditemukannya naskah pidato Dr Muwardi yang akan mengisi acara keempat. Karena tiadanya dokumen, timbul pertanyaan apakah Dr Muwardi benar-benar berpidato ? Setelah upacara selesai berlangsung, tiba-tiba masuk sambil berlari kurang lebih 100 orang anggota pelopor yang dipimpin S.Brata. Mereka tidak tahu terjadinya perubahan tempat, sehingga ketinggalan acara. Namun menuntut terus agar Soekarno membacakan lagi Proklamasi. Ahirnya Soekarno yang sudah masuk kamar, keluar lagi dan menjelaskan melalui mikrofon bahwa pembacaan Proklamasi tidak dapat diulang. Karena masih kurang puas mereka minta kepada Hatta untuk memberikan amanat singkat. Hatta kemudian meluluskannya. Yang juga terlambat adalah Dr Radjiman Wedjodiningrat dan beberapa anggota PPKI. Dalam buku Lahirnya Republik Indonesia, Soebardjo mengaku dibangunkan utusan Soekarno agar datang ke Pegangsaan Timur 56, tapi dia mengirim pesan minta maaf karena kelelahan akibat perjalanan pulang pergi Jakarta-Rengasdengklok dan mengikuti rapat dirumah Maeda. Soebardjo memang tidak nampak saat proklamasi. Setelah acara selesai, Soediro dan Dr Muwardi memilih 6 orang anggota barisan pelopor istimewa, pelatih pencak silat menjadi pengawal Soekarno-Hatta Kelompok ini dipimpin oleh Soemartojo. Sampai selesainya proklamasi fihak Jepang tidak menyadari apa yang telah terjadi. Mereka baru datang setelah Hatta pulang kerumahnya. Tiga orang perwira Jepang yang datang ini mengaku diutus Gunseikanbu untuk melarang Proklamasi. Tapi Soekarno yang menghadapinya dengan tenang, menjawab bahwa Proklamasi sudah dilaksanakan.
Read More »

Westerling adalah seorang prajurit petualang ?

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.23
Westerling bukan seorang algojo atau pahlawan. Dirinya menurut saya hanya sekedar seorang prajurit petualang, Soldier of Fortune.. Alasan saya ini didasarkan :
1. Pertama, kesimpulan saya (bukan hasil penelitian yang perlu waktu lebih banyak) diambil dari pengamatan semata dari internet. Yaitu dari Wikipedia soal tokoh Raymond Pierre Paul Westerling dan Tentara Bayaran atau Mercenaries yang sering digelari juga "Soldier of Fortune" dan juga dari sumber lain yang saya ketahui. Sebagaimana tertulis disana Westerling direkrut Belanda sebagai Sukarelawan kemudian dilatih di Inggris dalam sekolah komando. Awalnya ditugaskan bersama kesatuan Inggris di India, kemudian setelah Jepang kalah tahun 1945 ditugaskan di Sumatera Utara. Kemungkinan besar hal ini dikaitkan dengan kegiatan RAPWI (Recovery of Allied Prisonersof War). Karena keberanian dan kemampuan militernya untuk melindungi kaum interniran Eropah dikota Medan (baca. van de Velde. Surat-surat dari Sumatera) dirinya menjadi terkenal sehingga dipuja jadi pahlawan. Tapi hal ini mungkin selesai setelah perang berahir. Setelah itu orang-orang Belanda tidak seperti itu lagi. Mereka paham bahwa Westerling bukan Pahlawan lagi karena perbuatannya sebenarnya banyak yang melawan hukum.
2. Mungkin sekitar tahun 1945-1946, Westerling diangkat sebagai komandan kesatuan DST (Depot Speciale Troepen). Dan pada Desember 1946, bersama pasukannya dan pasukan lain, ditugaskan di Sulawesi Selatan untuk menangani kerusuhan yang ditimbulkan oleh pasukan Indonesia (usaha penumpasan kerusuhan ini disebut sebagai Counter Insurgency). Dalam konflik bersenjata ini Westerling bertindak diluar batas kewenangannya sebagaimana yang tertulis dalam buku hukum militer VPTL (Voorschrift voor de uitoefening van de Politiek-Politionele Taak van het Leger). Rupanya pemerintah Hindia Belanda amat menganggap buku VTPL merupakan pedoman counter Insurgency yang harus dipatuhi. Tindakan diluar hukum militer antara lain berbentuk apa yang diberitakan surat kabar sebagai "Peristiwa Pembantaian Westerling". Dalam poster yang beredar di Jawa, Westerling dan pasukannya dituduh telah membantai 40.000 orang penduduk, walaupun angka ini belum pernah dibuktikan kebenarannya. Menyadari ini semua dan atas desakan sejumlah petinggi di Makassar dan Batavia, pemerintah Hindia Belanda ahirnya menarik Westerling. Atas perbuatannya yang sama di Jawa Barat pada pertengahan April 1948, dilanjutkan juga perbuatan pelanggaran hukum militer ditempat lain, maka berdasarkan keputusan Panglima KNIL Jenderal Spoor pada tanggal 16 November 1948, Westerling diberhentikan sebagai komandan DST dan dinas militer. Setelah itu statusnya adalah orang sipil. Melihat kenyataan ini, kalau benar Westerling melawan ketentuan pemerintah sebagaimana peraturan hukum militer. Maka dia dikategorikan bukan algojo pemerintah, tapi petualang yang hobinya membunuh orang ?.
3. Pada akhir tahun 1949, terdengar khabar bahwa Westerling berhasil mengumpulkan sejumlah orang bersenjata, serta mengadakan latihan-latihan kemiliteran. Tidak jelas mereka berasal dari kesatuan mana ?. Tapi ini rupanya adalah para prajurit KNIL yang tidak bersedia pindah kepada kesatuan APRIS. Disamping itu dorongan bisnis petualang militer mulai berkembang karena adanya dukungan Negara Pasundan dan Darul Islam yang pikirannya sejalan untuk melawan R.I.. Jadi kebutuhan kesatuan militer swasta itu, mirip seperti yang kita dengar sekarang sebagai PMC (Private military companies) mungkin ?. Hal ini menjadi jelas ketika nama "RAPI" (Ratu Adil Persatuan Indonesia) muncul yang memiliki angkatan bersenjata bernama "APRA" (Angkatan Perang Ratu Adil). Kegiatan aksinya dimulai di Bandung tanggal 23 Januari 1950, dengan melakukan teror dan pembunuhan terhadap sejumlah anggota SILIWANGI. RAPI juga berhasil melibatkan Jenderal Mayor Hamid Alkadri, Sultan Pontianak dan menteri kabinet RIS. Tapi mungkin karena kurang bisa berpetualang, Hamid akhirnya ditangkap dan dipenjara selama 10 tahun. Demikian pula pasukan APRA yang tidak berhasil ditumpas APRIS, semuanya jadi penghuni penjara-penjara militer. Westerling sendiri, atas dukungan sejumlah pejabat sipil dan militer, berhasil diloloskan keluar negeri. Inggris yang menangkapnya di Singapura, menolak untuk mengextradisikannya kembali ke Indonesia. Kasus Westerling sebagaimana biasanya suatu kesatuan tentara petualang yang bukan liar tapi tidak resmi, adalah sebuah operasi intelijen untuk melumpuhkan lawan. Setelah tidak berguna lagi, jejaknya harus dihapuskan.
Read More »

DR. MOHAMMAD AMIR: TRAGEDI SEORANG TOKOH PEJUANG GERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA DI SUMATERA TIMUR

0 komentar Diposting oleh Unknown at 21.21

Oleh : Harsja W. Bachtiar (Universitas Indonesia)
Riwayat yang disampaikan di bawah ini adalah riwayat seorang pemuda Minangkabau yang bejiwa kebangsaan Indonesia dan dalam masa gerakan kebangsaan menjadi seorang cendekiawan dan tokoh politik di daerah Sumatera Timur bahkan ikut mewakili Sumatra dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan meletakkan dasar-dasar negara Republik Indonesia di Jakarta. Akan tetapi akhirnya, antara lain, karena istrinya orang Belanda dan dia sendiri kemudian tidak dapat mengendalikan semangat perjuangan menggelora dari penduduk yang ikut dibangkitkannya dalam usaha mengadakan perombakan tatanan masyarakat di daerah Sumatera Timur, tokoh ini terpaksa meminta perlindungan, pada pihak lawan, penguasa Inggris dan Belanda di Medan, yang dapat ditafsirkan sebagai pengkhianatan terhadap bangsanya.
Mohamad Amir lahir tanggal 27 Januari 1900 sebagai anak tunggal sepasang suami-istri yang berdiam di Nagari Talawi, suatu perkampungan di pinggir sungai Ombilin dekat kota pertambangan batubara Sawahlunto di Sumatera Barat. Ayahnya ialah M Joenoes Soetan Malako, yang meninggal di Talawi tahun 1940, sedangkan, ibunya yang bagi orang Minangkabau, sesuai dengan adat yang menentukan keanggotaan dalam keluarga atas dasar garis keturunan ibu, adalah lebih penting daripada ayahnya, ialah Siti Alamah yang meninggal di Jakarta, 1958. Siti Alamah, ibunya, adalah anggota dari Suku Mandaliko di Nagari Talawi, sehingga Moh. Amir pun adalah juga anggota Suku Mandaliko.
Pada waktu masih berusia anak sekolah, M. Amir dibawa oleh abang ibunya, Mohammad Jaman gelar Radjo Endah, seorang guru yang dipindahkan ke Palembang, ke kota di tepi sungai Musi. Selain membawa istri, anak-anaknya, dan M. Amir, guru Jaman juga membawa dua kerabat muda lain yang kurang lebih seusia dengan M. Amir, yaitu Mohamad Jamin dan Djamaloedin yaitu adik sebapak dari guru Jaman tapi berlainan ibu. Ayah guru Jaman bernama Osman gelar Baginda Chatib dan mempunyai beberapa istri. Guru Jaman, yang lahir tahun 1878, adalah anak dari istri yang bemama Hadaniah; Moh. Jamin, yang lahir tahun 1903, adalah anak ketiga dari istri bernama Saadah; sedangkan Djamaloedin, yang lahir tahun 1904, adalah anak tunggal dari istri yang bemama Sadariah.
Di Palembang M. Amir belajar sebagai siswa Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah dasar yang diselenggarakan terutama bagi anak-anak pribumi, tetapi sebelum tamat HIS di Palembang, M. Amir pindah ke Batavia (kini: Jakarta) di sana ia meneruskan pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School (ELS), jenis sekolah dasar yang diselenggarakan terutama bagi anak-anak Belanda, sampai tamat sekolah dasar tahun 1914.
M. Amir meneruskan studinya di jenjang pendidikan menengah tingkat pertama pada Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), di sana ia tamat belajar tahun 1918 untuk kemudian melanjutkan pendidikannya pada School tot Opleiding van Indische Artsen (Stovia), sekolah pendidikan calon dokterr bagi pemuda-pemuda pribumi, juga di Batavia. Tanggal 8 Desember 1917 di Batavia seorang siswa di STOVIA yang berasal dari Sumatra Timur, Tengkoe Mansoer, bersama M. Amir dan sejumlah siswa lain yang berasal dari pulau Sumatra mendirikan suatu perhimpunan pemuda yang berasal dan pulau Sumatra, perhimpunan yang dinamakan Jong Sumatranen-Bond (JSB), mengikuti contoh Jong Java, perhimpunan pemuda yang berasal dari Jawa yang telah didirikan dua tahun lebih dahulu. Para pemuda Sumatra inipun bergabung untuk bersama-sama berusaha mempersiapkan diri sebagai penggerak upaya memperbaiki taraf kehidupan penduduk di daerah asal mereka.
Dalam waktu satu tahun, menurut majalah Pemoeda Soematra yang mulai diterbikan oleh Pengurus JSB sejak 1918 dengan pemuda M. Amir sebagai redaktur, jumlah anggota perhimpunan ini telah menjadi sekitar 500 orang yang tergabung dalam afdeeling (cabang) perhimpunan di Jakarta, Bogor, Serang, Sukabumi, Bandung, Purworejo, Padang dan Bukittinggi dengan cabang di Jakarta serta Padang yang paling banyak anggotanya.
M. Amir, tergerak oleh surat-surat kabar dan majalah-majalah dalam bahasa Belanda maupun bahasa Melayu yang tersedia di STOVIA sebagai bahan bacaan bagi para siswanya, juga menulis karangan-karangan yang diterbitkan dalam Warta Hindia. Pemuda im memperoleh bimbingan dalam mengembangkan bakat sebagai pengarang dari seorang penerbit yang juga berasal dari Sumatra Barat bernama Landjanoen gelar Datoek Temenggung, penerbit majalah bulanan Soeloeh Paladjar, majalah Tjahaja Hindia, dan kemudian harian Neratja.
Pada rapat tahunan pertama dari JSB, yang diselenggarakan di Batavia tanggal 26 Januari 1919, pemuda T. Mansoer terpilih sebagai Praeses (Ketua) dan pemuda M. Amir sebagai Wakil Praeses. A. Moenier Nasution teipilih sebagai Sekretaris 1; Bahder Djohan sebagai Sekretaris 2; Marzoeki sebagai Bendaharawan; sedangkan Abdullah Zakir, Achmad Djonap, Jasin dan Nazief terpilih sebagai Anggota Pengurus.
Read More »
 

Popular Posts

Recent Comments

© 2011. All Rights Reserved | Orang Indonesia | Template by Blogger Widgets

Home | About | Top