Di Jakarta terdapat sebuah Desa yang Rukun.Pada suatu hari di Siang Pelataran Sd Sebuah Kampung di
balik Jendela Kelas Satu, Guru Oemar Bakrie yang sudah lanjut
usia dan kini ditinggal mati istrinya.
Rupanya ada hati dengan Guru Zirah Seorang guru Muda lulusan Sarjana
Muda.Cinta memang tak pandang usia,Berawal dari kekaguman dan
kesalutannya terhadap Oemar Bakrie yang berdedikasi dengan gigih dan sabar
mengajar hingga lebih dari 40 tahun tidak seperti karyawan atau Tikus-Tikus
Kantor lain. Dengan sabar ia mengajar muridnya yang bandel macam Gali
Gongli anak Sugali seorang bromocorah, tapi ia tetap berharap
agar anak didiknya berhasil bagai Habibie atau Bung Hatta setidaknya
mengabdi pada negara seperti Serdadu atau Para Tentara.,
“Nak, kelak kau akan
Sendiri..” begitu pesannya kepada Gali gongli agar berubah sadar dan menjadi
lelaki yang bertanggung jawab.
Zirah sering mencuri pandang
Oemar Bakrie hingga akhirnya sebuah buku yang dipinjam menjadi Intro
alat pdkt Zirah ke Oemar Bakrie. Rupanya Oemar Bakrie menyambut baik cintanya
Zirah. Ia tak memperdulikan omongan Sumbang orang tentang Zirah yang
memang seksi itu bertetangga dengan Tante Lisa seorang janda genit yang
sering melirik pemuda kaya yang bagi tante Lisa itulah Obat Awet Mudanya.
Bagi Oemar Bakrie yang penting hatinya dan juga Zirah tak kalah cantik dari Tince
Sukarti Binti Machmud seorang penyanyi terkenal saat itu. Maka mereka
sepakat janjian pergi berkencan tanggal 22 Januari, yang awalnya selepas
Pulang Kerja menjadi hari libur saja dan bertemuan di sebuah halte.
Di halte itu sambil bersender di sepeda kumbangnya Oemar
Bakrie menanti Zirah,Tiba-tiba TuWarijem
& TuKiman,TuWarijem dulu adalah seorang Perawan Seksi yang
Merangsang,Cinta TuWarijem & TuKiman bersemi di bawah Jembatan,TuWarijem
bertanya pada Oemar Bakrie “Nunggu Siapa Krie..???” “Ku Menanti Seorang Kekasih,Cik..”
Jawab Oemar Bakrie “Hua ha ha,Semoga
Sukses” Jawab TuWarijem sambil melanjutkan jalannya,”Makasih,Cik..” Sahut Oemar
Bakrie..
Saat mereka bertemu Zirah sempat menanyakan sepeda motornya
Oemar Bakrie yang dikreditnya bulan lalu. Oemar Bakrie menceritakan bahwa
sepeda motornya hilang waktu bertamu di rumah temannya, begitu tahu sudah ada
di garasi kantor polisi ia melihat sepeda motornya dalam keadaan tak ber-aki,
tak berlampu, tutup tangki hilang, kaca spionpun melayang. Ya sudah aku jual
saja dech seadanya Yach itulah kisah sepeda motorku dan kini aku kembali
dengan sepeda kumbang kesayanganku ini, katanya pasrah tapi bangga.
“Kemana Kita Nih..?” Tanya Oemar Bakrie
“Kita keliling kota terus santai
di Condet, ya… ya atau tidak mas..?” tanya Zirah
“Cape deeech… tapi demi kamu
jangankan Condet,Ujung Aspal Pondok Gede,Nusa Kambangan,Maumere,Ethiopia,ke
Columbiapun aku antarkan….”
gurau Oemar Bakrie sambil mengelak karena mau dicubit Zirah.
Bahagia sekali hati Oemar Bakrie
hari itu, sehari bagaikan sang raja mirip libur kecil kaum kusam.Di Sore Tugu Pancoran mereka melihat Pengamen,Wanita
Tiruan,Perempuan Malam dan Penari Jalanan di Bawah Lampu
Merah,untuk sesuap makan. begitu kesaksian Oemar Bakrie melihat potret
di depan matanya Berkacalah Jakarta.
Berikanlah mereka pijar matahari…
Walau ambulan zig-zag, oplet tua atau
kendaraan besar dan kecil sesekali menyalibnya ia tak peduli. Bagiku
engkau pesawat tempurku, setidaknya lebih cepat dari pedatinya si tua
sais pedati apalagi kuda lumping begitu pikir Oemar Bakrie tentang
sepeda kumbang tuanya. Pernah mereka hampir menyerempet kuli jalanan
& pemborong jalan yang bercampur dengan bunga trotoar.
Semuanya mereka ada di jalan.
“Maaf ya mas..” pinta Oemar
Bakrie.
“Oh, ya…” kata kuli
jalanan kalem tak marah.
Oh ya, ya nasib,.. nasibmu jelas bukan nasibku…. Oh ya, ya
takdir.. takdirmu jelas bukan takdirku… begitu canda Oemar Bakrie dalam hati
. Dendam damai akan menjadi
damai kalau keadaan di ujung abad disikapi dengan damai, tentu damai
kami sepanjang hari, begitu opini Oemar Bakrie. Mereka juga melihat
kerumunan orang dan ada anak-anaknya, diantara mereka ada yang berjoget tari
India, stambul, chacha dan tari rebana.
“Hentikan ! Ada apa tuh mas?” tanya Zirah “Oh itu, sunatan massal”
jawab Oemar Bakrie.
“Nggak ikutan mas?.. goda Zirah
“Kalau aku ikut, nanti punyaku
habis dooong, memangnya kamu mau punyaku habis…” ledek Oemar Bakrie.
Hihihi..Zirah tidak menjawab tapi malah mencubit dan mengkitik-kitik pinggang Oemar Bakrie membuat sepeda kumbang menjadi oleng.
Hihihi..Zirah tidak menjawab tapi malah mencubit dan mengkitik-kitik pinggang Oemar Bakrie membuat sepeda kumbang menjadi oleng.
“eh, eee eh eh jangan dong nanti
nabrak nih…”
Setelah berkeliling kota
sampailah mereka di taman pinggiran kota besar dekat Condet. Dalam taman
mereka digoda kupu-kupu hitam putih yang terbang naik turun melintasi
mereka. Ada juga belalang tua yang hampir jatuh di ujung daun dekat
mereka duduk-duduk. Tak jauh dari mereka ada kumbang yang hinggap diatas
bunga-bunga yang segar harum semerbak wanginya.
“Ibu, eee..” kata Oemar
Bakrie memecah keheningan
“Ah jangan manggil ibu ah mas,
saya kan masih single” potong Zirah genit.
“Néng, eh nduk, eh nona…
kita kayak bunga-bunga kumbang-kumbang aja ya…” kata Oemar Bakrie mulai
merayu sedikit grogi.
Siapa yang tak grogi berhadapan
dengan Zirah si VW kodok, wajahnya manis, pinggangnya ramping, kalau
dilihat dari belakang pantatnya bagai salak raksasa, apalagi kalau tengok
betisnya ckckckck … indah bak padi bunting.
“iya, tapi kalau saya sudah layu
jangan dicampakin lho mas..”
“ya nggak dong yang…” balas Oemar
Bakrie makin berani lagi.
Dalam hal merayu rupanya Oemar
Bakrie punya cara sendiri tak kalah dari orang muda.
“Nona, matamu indah bagai mata
indah bola pingpong” begitu rayunya sambil menyerahkan kembang pete.
Entah darimana didapatnya kembang pete itu.
Sesekali dikeluarkan jurus kasacima-nya.
“Kasihku kasih terkasih, sayangku sayang tersayang, cintaku cinta tercinta,
manisku manis termanis…” weleh weleeeeeh….
“Kemesraan ini janganlah
cepat berlalu, kemesraan ini ingin kukenang selalu…” mereka berdua bernyanyi
dengan bahagia mirip paduan suara ibu-ibu PKK jaman Soeharto.
Menjelang senja mereka kembali
karena mata dewa sudah hampir tenggelam. Malamnya Oemar Bakrie masih
sempat bertelpon-ria dengan Zirah. Lama sekali ia menelpon mirip dongeng
sebelum tidur. Alam malam kala itu memang lain sebab mereka sedang mabuk
cinta.
“Selamat tidur sayang, selamat tinggal malam…” tutupnya
sedikit puitis.
Perjalanan waktu begitu cepat
bagaikan 2 menit 10 detik, padahal hubungan mereka baru berlangsung 3
bulan. Suatu waktu Oemar Bakrie sering tak melihat Zirah di sekolah. Lho
kemana ya Zirah… apakah sudah pindah, atau ke Timur Tengah atau di-PHK,
ah tak mungkin kalau ia di PHK, pikir Oemar Bakrie. Ia mencari informasi hingga
didapatnya kalau Zirah pulang kampung. Tapi kenapa tak bilang, tak ada pesan
sedikitpun, ah aneh…..
Ada seorang guru yang ikut
mengantar ke stasiun menceritakan kalau Zirah ada keperluan yang sangat pribadi
di kampung. Diceritakannya kalau Zirah sempat mengalami keterlambatan karena kereta
tua yang akan membawanya mengalami keterlambatan. Padahal Zirah sudah tanya
loket dan penjaga kapan kereta tiba pukul berapa, tapi rupanya 2 jam
kereta terlambat sudah biasa, jadwal belum lancar, aaaaah Negeriku….
Ada apa Zirahku sayang pergi
tanpa pesan, padahal aku kini sedang rindu tebal, apa ada yang sakit di
kampung, atau ada sesuatu yang tak ingin merepotkanku, aku bagaikan yang
terlupakan… pikirnya dalam lingkaran keheningan suatu malam di
rumahnya. Yaaach… sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukan, tapi jangan
tutup dirimu….. Sambil memetik gitar, satu-satu dinyanyikannya lagu
cinta. Ingin rasanya Oemar Bakrie menuangkan suara hatinya menjadi coretan
dinding atau menulis surat buat wakit rakyat di DPR sana. Tetapi
semua hanya di awang-awang. Baginya memang asmara tak secengeng yang
aku kira. Buat dia cinta tak perlu nada, tak perlu irama, jalanin saja, hadapi
saja. “Bilang saja capek mas…” sahut Zirah waktu itu. Jadi kayak orang
gila Oemar Bakrie kalau ingat kejadian itu.
Hingga suatu hari ia mendapat
surat dari Zirah di kampung yang isinya bahwa ia akan dinikahkan dengan Bento
seorang konglomerat di kampungnya tanggal 15 Juli 1996 nanti. Sempat
Zirah menolak dan meminta bantuan paman Doblang tapi terlambat sang
paman keburu di Penjara karena
difitnah orang. Pada siapa ku mengadu, tolong dengar Tuhan…
“Mas, aku ingat ikrar
kita, tapi apa daya kini semua harus berakhir dengan air mata, maaf
cintaku…” tutup Zirah di ujung suratnya.
Hancur hati Oemar Bakrie bagai puing
bangunan yang dibongkar, surat itu bagaikan proyek 13. Tak
pernah terbayangkan olehnya akan hal ini. Amarah sempat dalam dada, namun
akalnya menerka. Ia tak larut dalam patah hati dan kesedihan yang membuatnya
menjadi frustasi seperti berandal malam di bangku terminal.
Hatinya tetap tenang, tegar seperti matahari tidak seperti isi rimba
tak ada tempat berpijak lagi.
Diraihnya gitar dan menyanyikan nyanyian
jiwanya, walau kadang terdengar kayak celoteh camar tolol dan cemar.
Tak begitu merdu tapi tak kalah dari esek-esek udug-udug-nya nyanyian
ujung gang. Sempat pula tercipta sebuah lagu tapi belum ada judulnya.
Baginya ini bukan akhir segalanya dan harapan tak boleh mati maka kupaksa
untuk melangkah. Ia pun mendoakan semoga Zirah bahagia apapun yang
terjadi.
“Nona, aku sayang kamu,
kini engkau milik orang lain, dan engkau tetap sahabatku, semoga kau
benar……., aku disini,.. aku yang tersendiri” gumamnya.
Begitulah bila mata hati
tetap ada dan sehat maka di balik bening mata air tak ada air mata.
Pada tanggal 16 Juli
1996 Oemar Bakrie di PHK karena sering tidak masuk kerja. Pada tanggal 17 Juli 1996 Zirah Kabur dari rumahnya
karena tidak mau dinikahkan dengan Bento.Entah
mengapa Zirah kabur dari rumah.Mungkin
Zirah Sangat Cinta dengan Oemar
Bakrie. Di Perjalanan langkahnya
sempat terhenti melihat Badut yang
lucu,ia sangat terhibur.Seiring Perjalanan
Waktu ia teringat kalau punya tujuan ke Rumah Bakrie.
Cinta mereka bagaikan Matahari,Bulan
dan Bintang yang selalu bersinar.Waktu Sudah
Berlalu,Zirah sudah sampai didepan pintu Bakrie,Zirah segera mengetuk
pintunya,dan dengan Kagetnya Bakrie membuka dan berkata “ Pulanglah Calon suamimu sudah menunggu” (Dengan Wajah yang tampak Gelisah).”Tapi Rinduku hanya Untukmu
Terkasih” (Sambil memeluk Bakrie dengan erat).”Tetapi Aku Bukan Pilihan Ibumu,Apakah
Aku Benar-benar Memilik Kamu..???” Kata Bakrie “Tentu saja kamu milik
aku,apa kamu tidak Cemburu aku
dengan Laki-laki lain?Ini Bukan Mimpi,
Buktikan Kalau Masih Bisa Cinta??”
Tanya Zirah sambil melepas pelukannya.”Tapi Aku Tak Punya Apa-apa.” (Sahut Bakrie Sambil mempersilahkan Masuk
dan duduk) “Oh,Percayalah Kasih aku tetap mencintaimu.”
Malam itu Zirah menginap di Rumah Cinta Hijau Oemar Bakrie.Pukul Dua Malam di Malam Sunyi Oemar Bakrie tidak bisa tidur,ia berdoa “Ya Allah Kami sungguh mempunya perasaan
yang sama,janganlah kau pisahkan kami berdua,Semoga Kau Tak Tuli Tuhan” Doa Oemar Bakrie.Azan Shubuh Masih Di Telinga,terdengar suara azan shubuh dengan
cepat ia membangunkan Zirah dan mengajaknya Sholat Jama’ah,mereka berdua sholat
berjama’ah dirumah.Setelah selesai Zirah kembali Tidur di Kamar,dan Oemar
Bakrie tidur di Kursi ruang Tamu.
Saat Minggu Masih Pagi Zirah sudah bangun lebih awal dari pada
Oemar Bakrie.Zirah memasakan makanan untuk Oemar Bakrie dan membersihkan rumah
sambil berSenandung Lirih.Zirah
Sungguh senang melihat Pemandangan
yang indah.Zirah Berkata “Oh . . .
Indonesia,Negeri Kaya,Hutanku sangat Hijau enak untuk dipandang.” Zirah memetik Pepaya di depan Halaman rumah Oemar Bakrie.Lalu mengirisnya dan
meletakkan ke Meja Makan.Tak Lama Kemudian Oemar Bakrie Bangun dan membuka
matanya lalu ia berucap “Oh ,Bangunlah
Putra Putri Ibu Pertiwi” Oemar Bakrie lalu menuju kamar mandi lalu Gosok
gigi dan mencuci muka.”Dimana
Zirah.??” Kata Oemar Bakrie,Lalu ia menuju Dapur.
”Wah..siapa yang masak ini..??”
Oemar Bakrie sangat kaget ada banyak makanan di Mejanya.
“Zirraaah…Zirraaah…Dimana kamu..???” Teriak
Oemar Bakrie
“iya bang saya disini,ada
apa??”Sahut Zirah..
”Ini kamu yang masak..??” Tanya
Oemar Bakrie
“Iya bag silahkan dicicipi..Saya
ambilkan nasinya ya..???” “Gimana bang..??” Tanya Zirah meminta pendapat
tentang masakannya..
”Wah..enak sekali,ini masakan
paling enak yang pernah saya makan..” Pendapat Oemar Bakrie membuat malu Zirah
“Akh…abang bisa aja..”
“Kamu kok makanya sedikit..??”
Tanya Oemar Bakrie
“Saya Lagi Diet bang..???” Kata Zirah.Setelah selesai makan Zirah segera
membersihkan mejanya dan mencuci piring.Lalu Oemar Bakrie pergi ke sungai
mencari ikan untuk lauk makan nanti malam.
“Saya pergi ke sungai dulu
ya..???mau cari ikan buat lauk nanti malam..” Tanya Bakrie
“Iya Bang Hati-hati..!!!!” Kata
Zirah sambil mencium tangan Oemar Bakrie.wah..kayak udah suami istri aja
mereka.
Setelah sampai disungai Oemar
Bakrie Melempaarkan kailnya ke Sungai.
”Kan Adakah ikan-ikan
yang mau menyambar umpanku..???” Kata Oemar Bakrie.Air dan Batu adalah teman Oemar Bakrie di tempat itu.Tiba-tiba
Oemar Bakrie dikagetkan dengan kedatangan Sahabatnya dari kecil yang bernama Willy dan Rumahnya berdekatan dengan
Rumah Orang Tua Oemar Bakrie di Jogja.Mereka Sudah saling kenal sejak 14-04-84.
“O EA EO,Lagi apa sendirian disini Pak..???” Tanya Willy sahabatnya
“Lagi mancing Pak,dari tadi belum
dapat ikan” Oemar Bakrie tidak tahu kalau yang bicara dengannya itu adalah
sahabatnya dari kecil.
Lalu Willy menyanyikan lagu
kenangan mereka berdua Disco Cangkeling.Lalu
Oemar Bakrie menoleh ke belakang,dan dengan kagetnya Oemar Bakrie langsung
memeluk Willy karena Oemar Bakrie sangat rindu dengan sahabatnya itu,sudah lama
mereka tidak bertemu.
“Akh..ku kira siapa tadi yang
bicara sama aku,rupanya kamu Mas,aku sangat merindukan kamu Mas???”Kata Oemar
Bakrie Menangis.
“Aku juga merindukan kamu kawan..???Bagaimana kabarmu..???Jangan
menangislah kayak cewek aja kamu..???hahaha..” Ledek Willy
“Alhamdulilah sehat Mas..” Jawab
Oemar Bakrie.mereka ngobrol-ngobrol di pinggir sungai.Sangat ramai suasana di
Sungai itu,banyak orang mancing,ada Si
Gembala Sapi,para Nelayan yang
sedang mencari ikan dan ada Petani yang Mencetak
Sawah didekat sungai tersebut.
“Sekarang kamu kerja apa Mas..??”
Tanya Willy
“Saya sekarang pengangguran
mas,dulu jadi Guru sudah di PHK..”Jawab Oemar Bakrie
“Wah..berarti kamu cerdas dong..??”
Tanya Willy lagi
“Akh..nggak juga mas..”
“Kamu ingat nggak dulu waktu kita
Naik sepeda motor bersama-sama di Jalan
Panjang Yang Berliku..???” Tanya Willy ingat Kembali Ke Masa Lalu
“Iya,saya ingat mas,pada waktu
itu kita mampir ke Sebuah Disko kan..???Lalu kita digoda oleh Mbak Tini seorang Pelacur disana,Sentuhan,Lonteku
membuat aku menjadi Gila waktu
itu..Langsung kita lari menuju Pondokku.hahaha
udah gak mau lagi mas aku mampir ke tempat begituan..” Cerita Oemar Bakrie
tentang masa lalu
“hahahaha,iya juga katanya Jaman Edan Tante-tante Kesepian atau
Pelajar jadi Pelacur,Katanya Negara
Kita Sudah Merdeka tapi kok malah Ancur.Anak Zaman sekarang sudah
ugal-ugalan” Kata Willy
“Iya mas,Aku Bosan dengan pemerintahan sekarang,sudah nggak ada yang Jujur,Semuannya
pada Korupsi.Mereka nggak kasihan
melihat Orang Pinggiran pada
kelaparan yang tidur di bangku Terminal.Aku
Tak Mengerti harus berbuat apalagi aku Trauma
dengan Politik.Politik sekarang adalah Politik
Uang berkuasa dengan uang.” Cerita penyesalan Oemar Bakrie terhadap
pemerintahan sekarang ini.
“Pie-pie aku bingung,Goro-goro
Korupsi.Saya juga Kasihan Melihat Nasib
Guru ..??” Kata Willy
“Hidup memang penuh dengan Persoalan,Pemerintah
malah asik nggak asik,Gedung DPR
atau Istana Presiden sudah seperti Dunia
Binatang banyak rakyatnya yang tertindas mereka malah asik Hura Hura,Hura Hura…Jalan Masih Panjang,Badai Belum
Berlalu,Yakinlah kalau kita bisa,Ayolah
Mulai perangi Korupsi.” Kata Oemar Bakrie
“Siap Pak Guru”Canda Willy
“Udah Sore Nih,ayo kita pulang
kerumah saya..” Kata Oemar Bakrie Mengajak Willy untuk mampir kerumahnya..Oemar
Bakrie pulang hanya membawa seekor Ikan yang besar.
“Assalamualaikum” Ucap Oemar
Bakrie
“Walaikumsalam” Sahut Zirah,Zirah
lalu mencium tangan Oemar Bakrie.Willy tampak Heran,katanya Oemar Bakrie sudah
di tinggal istrinya,lantas siapa perempuan yang ada dirumahnya itu.
“Nih Ikannya Cuma dapat satu eknr
tapi lumayan gede.Kenalkan ini Willy sahabat saya waktu kecil..” Kata Oemar
Bakrie
“Saya Zirah,kekasihnya Oemar
Bakrie” Ucap Zirah dengan senyumnya yang menggoda
“Oh,Saya Willy sahabatnya Oemar”
Sahut Willy masih heran kalau Zirah adalah Kekasih Oemar Bakrie.
“Mau Minum apa mas..???” Kata
Zirah
“Apa sajalah yang penting bisa
diminum..”Kata Willy sambil bercanda
“Silahkan duduk,ya rumah saya
kecil harap dimaklumi,Bagaimana Kabar si Dalbo
anak Genderuwo itu,hahaha..???” Tanya Oemar Bakrie sambil mempersilahkan
duduk Willy.
“Hahaha,dia sehat-sehat aja
tuh,”Jawab Willy
“O,iya ini ada titipan dari ibumu
uang 15juta untukmu..???”Kata Willy
sambil mengasih uang tersebut ke Oemar Bakrie.Ibu Oemar Bakrie adalah Seorang
Pengusaha Terkenal di Jogja.Sedangkan
ayahnya seorang Jendral Tua .Beliau
sangat kaya Raya.tetapi Oemar Bakrie tidak mau menyusahkan ibunya,maka ia
memilih untuk hidup sendiri dan bekerja sendiri tanpa menggantungkan orang
tuanya.
“Oh,Terima Kasih banyak ya,saya
Cuma mau titip pesan ke Ibu,jangan pedulikan Oemar Bakrie,Di sini Oemar
Sehat-sehat aja,nggak usah repot-repot Ngasih uang ke Oemar.”
“Ini Ada koleksi Barang Antik saya,Ada
Album-album Iwan Fals
dan Kaos-kaos bergambar Iwan
Fals,ini semua Untuk Yani dan
Untuk Bram Lekaslah Sembuh dan ini
ada oleh-oleh Sagu Ambon dari temen
saya untuk Orang-orang dirumah.”Oemar
Bakrie Menyerahkan Koleksi Barang Antiknya Untuk Kedua Keponakannya yang Sakit
dan menyerahkan Sagu Ambon untuk Orang-orang dirumah.
“Sudah Malam nih,saya mau pamit
pulang dulu,nanti saya sampaikan pesannya..”Kata Willy ingin cepat-cepat pulang karena hari
sudah larut malam.
“Kenapa terburu-buru,minumnya kan
belum jadi,pulang besok kan juga bisa..???Kata Oemar Bakrie seperti tidak mau
ditinggal pulang sahabatnya itu
“Kapan-kapan main kesini
lagi,Saya pulang dulu ya” (Sambil melangkah keluar)
“Iya,Terima Kasih Banyak ya..???”
Kata Oemar Bakrie
“Iya Sama-sama,Assalamualaikum”Kata
Willy
“Walaikum salam”Kata Zirah dan
Oemar Bakrie.Lalu Oemar Bakrie menutup pintunya,Oemar Bakrie dan Zirah menonton
TV sambil makan Ubi Goreng buatan Zirah.
“Tadi aku dikasih uang 15juta
dari Ibu dan dititipkan ke Willy,kamu yang pegang aja ya,aku nggak tau mau ku
apain uang itu,kamu buat beli makanan buat besok atau apalah.”Kata Oemar Bakrie
yang bingung mau digunakan untuk apa uang itu.
“Mas,percaya sama aku..??” Tanya
Zirah dengan Curiga
“Kenapa Enggak,aku tahu kamu
adalah wanita yang baik,kamu nggak seperti wanita sekarang sering keluar malam,tapi kalau kamu selalu
dirumah saja.”Kata Oemar Bakrie
“Baik mas,aku sudah seperti Tergila-gila sama mas,mas ini orang
yang bijaksana,jujur,bertanggung jawab,apakita terus begini mas..???kan enggak
enak dilihat sama tetangga..???Kapan kita menikah..” Tanya Zirah
“Secepatnya Zirah..tapi kita
tunggu waktu yang Pas”Jawab Oemar Bakrie
“Baik mas, saya percaya sama
mas..” Lalu mereka terdiam sebentar sambil melihat TV.Pada Tahun itu terjadi Krisis Pemuda di Desa Oemar Bakrie.Lalu
Oemar Bakrie berniat untuk mencari Pemuda-pemuda yang masih semangat,dan Oemar
Bakrie mendirikan Sekolah untuk Pemuda-pemuda yang putus sekolah.Pada hari
Minggu setelah Oemar Bakrie makan bersama Zirah,Oemar Bakrie bertanya pada
Zirah,kalau uangnya untuk membeli Peralatan sekolah saja dan Zirah Setuju dan
bersedia menjadi Gurunya.Disamping Rumah Oemar Bakrie ada Gubuk dan digunakanya
untuk sebuah kelas.Zirah disuruhnya untuk Membersihkan gubuk tersebut lalu
membeli Peralatan Sekolah.Sedangkan Oemar Bakrie Pergi untuk mencari
Gelandangan atau pemuda-pemuda yang Putus Sekolah dan buta Huruf,Tak peduli tua
atau muda ia kumpulkan menjadi satu di Sebuah Gubuk.
Dengan sepeda kumbangnya Oemar
Bakrie berjalan menuju Kota,Di Siang
Seberang Istana Oemar Bakrie melihat Seorang anak kecil sedang tidur
berbantal sebelah lengan.Lalu Oemar Mengajaknya ke Gubuk dekat rumahnya,dan
seterusnya Oemar Bakrie melanjutkan mencari.Sekumpulan Kaum Urbanis ia ajak untuk Belajar bersama.Dijalan Oemar Bakrie bertemu
dengan Anjing Hitam yang
Galak,dengan ketakutan ia menggenjot sepedah kumbangnya.Panas bukanlah
Halangan,meski Berita Cuaca kemarin
memberitahukan Kemarau sudah tiba
tapi semangatnya tidak putus.Oemar Bakrie Menyaksikan Air Mata Orang-Orang
Kalah di Pinggiran Kota Besar.Oemar Bakrie pun melihat seorang Anak Maling yang Jadi Maling.Tak ada Kata-kata lagi yang keluar dari mulut
Oemar Bakrie.Lalu Oemar Bakrie mengayuh sepedahnya menuju Pesisir pantai.Nyanyian Laut mengalun,Ombak berdesir,Burung Rajawali dengan liar menatap mangsanya.Tak Biru Lautku Oemar Bakrie memandang
Laut seakan teringat dengan Bencana Alam
Aceh.”Salah siapa kah ini Tuhan” Ucap Oemar Bakrie didalam
hatinya.Sebongkah Batu menjadi saksi
Oemar Bakrie.
Penantian yang panjang akhirnya berbuah hasil.Sekitar 40 orang berhasil ia
kumpulkan.Bendera Merah Putih pun ia
kibarkan didepan Gubuk tersebut.Selanjutnya Oemar Bakrie dan Zirah menyuruh
muridnya memperkenalkan diri.Murid yang pertawa bernama Anissa “Perkenalkan nama aku Anissa,Aku Penyanyi Jalanan yang bekerja untuk membantu orang tuaku,usiaku
15tahun.”Anissa memperkenalkan dirinya ke Teman-temannya.Murid yang kedua
bernama Sudrun berusia 10tahun ia
bercita-cita ingin menjadi pemain Sepak
Bola.Muridnya yang ketiga bernama Cikal
berusia 12tahun ia ingin menjadi
Sang Petualang.Muridnya yang keempat
bernama Galang Rambu Anarki berusia
17tahun bercita-cita ingin menjadi Musisi.Oemar Bakrie berangan-angan kelak
mereka akan menjadi Mesin-Mesin Pembunuh
Korupsi di Indonesiaku ini.Sekolah
ini didirikan untuk Terbuka,siapa
saja boleh belajar disitu.Hari pertama kegiatan belajar mengajar sudah berlalu
semuanya pulang.Seorang muridnya yang bernama Anissa berkata kepada Oemar
Bakrie.”Buku Ini Aku Pinjam ya..??”
Kata Anissa.Lalu Oemar Bakrie menjawab “Oh,tentu saja” buku yang bercerita
tentang tahun 1910an itu dibawa oleh
Anissa utnuk dibaca.
Setelah selesai mengajar Oemar
Bakrie & Zirah beristirahat.Meroko menonton TV,dan melihat Kabar terbaru
tentang Indonesia.Ada Lagi Yang Mati TKW
dari Indonesia.Oemar Bakrie bertanya kepada Zirah “Berapa Murid yang ada di Gubuk kita” Lalu Zirah menjawab “Sekitar
40 orang mas”.Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu Oemar Bakrie,rupanya tukang pos
datang membawa Surat.”Surat dari siapa mas..??” Tanya Zirah “Surat Paman Di Desa” Jawab Oemar
Bakrie.Paman Oemar Bakrie yang bernama Paman
Zam memberitahukan bahwa nanti kalau Lebaran jangan lupa mampir
kerumahnya.Lalu Oemar Bakrie dan Zirah tidur sperti biasa karena mereka belum
resmi menjadi Suami istri Zirah tidur dikamar sedangkan Oemar Bakrie tidur di
Kursi.Sebelum tidur Oemar Bakrie berucap “Ijinkan
Aku Menyayangimu,Bidadari Senjakala”
Zirah diam masuk ke kamar.Setelah Sekolah yang didirikan itu berjalan selama 2
Bulan,mereka meliburkan Murid-muridnya dalam 2 minggu.Sekalian Oemar Bakrie mau
Istirahat.
Hari sudah pagi,seperti biasa
Zirah menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.Oemar Bakrie bangun dari
tidurnya,lalu menuju kamar mandi untuk mandi.Sehabis mandi Oemar Bakrie makan
dengan Zirah,”Mas Kopi Pahit Kopi Manis..??”
Tanya Zirah “Kopi Manis aja..”Jawab Oemar Bakrie.Sehabis makan Oemar Bakrie
menulis Puisi Gelap,yang berjudul Untuk Seorang Putri kepada Pangeran Brengsek.Oemar Bakrie
berencana mengajak Zirah untuk jalan-jalan seperti dulu naik sepeda kumbangnya.Zirah
tidak menolak ajakan Oemar Bakrie dengan senang hati ia segera berdandan
memakai Kebaya Merah.Zirah di ajak Berputar-putar keliling kota.Lalu
menuju ke kebun binatang,di kebun binatang mereka melihat bermacam-macam hewan
ada Cenderawasih,Rubah,hewan Nocturno,Semut api dan Cacing Kecil,dan masih banyak lagi.Tiba-tiba
terdengar suara Bebek “Kwek Kwek Kwek”
bebek tersebut bisa diambil untuk di Bakar
dan bisa dinikmati di pinggir Telaga
dan Bencana.kenapa disebut Telaga dan Bencana,karena di Telaga itu dulu
bekas Banjir.Setelah dikebun binatang Mereka pulang kerumah.” Na na na” Zirah bersenandung lirih.”Di Hatimu Aku Berlindung mas..”Kata
Zirah “Iya Memang Kamu Cinta sama
saya..” Tanya Oemar Bakrie Lalu Zirah menjawab “Tentu saja mas,apa yang perlu
saya buktikan bahwa saya mencintai mas..???” “Besok kita keluar kota yuk..???
Aku mau mancing ke Bengawan Solo,sekalian
rekreasi.” Tanya Oemar Bakrie “Oke mas,kemana aja saya mau” JAwab
Zirah.Sesampai dirumah Mereka langsung beristirahat.
Keesokan harinya mereka siap-siap
ke Stasiun,Mereka berangkat menuju Solo.”Haruskah
Aku Pergi” Kata Oemar Bakrie dalam hati.Di perjalanan mereka menikmati
pemandangan di sekitarnya.Di kereta terdengar Nyanyian Preman yang merdu dan membuat merinding Oemar Bakrie.Dalam
hati Oemar Bakrie berkata “Bersatulah
Orang Indonesia”.Disekeliling jalan yang dilewati Kereta itu terdapat banyak
Hutan atau Jantung Kota.Indonesia Hari Ini sudah ditinggal
kemarau yang panjang.Genangan Hujan menggenangi
sungai-sungai yang kotor.Di Bawah Tiang terlihat
seorang anak kecil Berkaca Pada Genangan
Hujan.Di dalam Kereta terlihat seorang Paman
Bertongkat Putih meminta-minta,Oemar Bakrie tak tega melihatnya lalu dia
member Uang 5ribu ke Paman itu.Terdengar Senandung
Seorang Kelana di belakangnya.Di
Balik Zamrud Khatulistiwa masih banyak Keluarga
Dalam Bencana. Jangan Bicara soal Neraka
Yang Asyik Disana banyak Doa
Pengobral Dosa para pelacur yang mencari uang dengan cara haram,Cantik Munafik mereka semua berkumpul.Laki-Laki Normal Itu Menyukai Wanita
Pelacur.
Setelah turun dari Kereta mereka
langsung menuju ke Bengawan Solo,Terdengar Suara
Dari Jalanan yang bernyanyi di bawah lampu merah.Oemar Bakrie menuju
Bengawan Solo dengan naik Angkot,Nyanyian
Sopir terdengar dengan merdu sambil mengendarai Mobilnya.Oemar Bakrie
melihat Maling Budiman yang masih
kecil di pinggir jalan,mencuri makanan untuk Ibunya yang kelihatan sangat
kelaparan.Indonesia Pusaka,Kontrasmu
Bisu.Sesampai di Bengawan Solo Oemar Bakrie langsung menyiapkan pancingnya
lalu melempar kailnya kesungai,Terlihat Perahu
Retak di pinggir sungai.Kapal Bau
Pering seakan merusak pemandangan yang sudah begitu indah.
“O,Iya aku hampir Lupa Teman Kawanku Punya Teman
disini,namanya Imelda Mardun,waktu
itu aku pernah dikenalkan oleh temanku.tapi itu sudah lama,mungkin udah
pindah”Cerita Oemar Bakrie
“Oh,sudah berapa lama mas nggak
ketemu..??” Tanya Zirah
“Oh..Lamaaa.. udah 15 tahun nggak
ketemu..”Jawab Oemar Bakrie
“MMMmmmmm….Banyak ya kenalan Mas
Oemar Bakrie..???”Tanya Zirah
“Iyalah,ka nada pepatah Tak Kenal Maka Tak Sayang..”Disela
perbincangan mereka Oemar Bakrie mendapat Ikan Gurami yang besar.Hari menjelang
Sore Oemar Bakrie & Zirah pulang Kerumah Kakak Oemar Bakrie yang bernama Mince Makelar sambil membawa banyak
ikan.
Sesampai didepan rumah Mince
Makelar Oemar Bakrie mengetuk pintu dan berucap
“Assalamualaikum”
“Walaikum Salam,eeh..Oemar ada
apa..???Siapa itu Mar..???” Sahut Mince sambil membuka pintu
“Saya mau numpang Tidur sehari
aja Mbak,Soalnya saya tadi mancing terus kemaleman..perkenalkan ini Zirah calon
isteri saya mbak”Kata Oemar Bakrie sambil mengenalkan Zirah ke Kakaknya
“Silahkan masuk kedalam diluar
dingin,ayo jangan malu-malu neng Zirah,Oemar memang sudah biasa disini”Sambil
bersalaman dengan Zirah Mince mempersilahkan masuk Zirah,Oemar pun sudah masuk
terlebih dahulu Segera Oemar Mandi karena sudah gerah.Sehabis Oemar Bakrie
mandi giliran Zirah yang Mandi.Oemar Bakri dan Mince makelar asyik
ngobrol-ngobrol
“Gimana mar sehat kamu..???” Tanya
Mince
“Alhamdulilah sehat mbak..”Jawab
Oemar Bakrie
“Kamu kenal wanita itu dari mana
mar..???Apa dia wanita baik-baik..???”Tanya Mince
“Aku kenal dia dulu waktu aku
menjadi Guru di sebuah Sd,aku yakin dia itu wanita baik-baik mbak,sudah lama aku
dengannya mbak”Jawab Oemar Bakrie
“Ya sudah hati-hati ya,ojo
sembrono(Jangan Sembarangan)..”Pinta Mince,setelah Zirah selesai mandi mereka
semua langsung tidur,Oemar Bakrie tidur dikamar yang dulu sering dia
tempati,sedangkan Zirah tidur dengan Mince.
Keesokan Harinya Oemar Bakrie dan
Zirah Pamit Pulang.Mereka kembali naik kereta,Setelah sampai distasiun
Kereta,mereka menuju kerumah.Setelah beberapa bulan Lebaran Tiba,mereka berdua
pergi menuju rumah Orang Tua Oemar Bakrie dan meminta Restu ke Orang Tua Oemar
Bakrie untuk melaksanakan pernikahannya di Awal Tahun 1997 ini.”Selamat Tinggal Ramadhan dan cepatlah
berganti Bulan”Kata Oemar Bakrie Sang Manusia
Setengah Dewa.Alasan Oemar
Bakrie menikahi Zirah karena hanya Zirah Yang
Tercinta yang mampu menaklukkan hatinya.Hari yang dinanti-nanti akhirnya
tiba.Pernikahan mereka dilaksanakan pada tanggal 22 Januari tepatnya waktu
kencan pertama mereka.Di Pernikahannya ada Sesuatu
Yang Tertunda,Oemar Bakrie menginginkan di pernikahannya agar melakukan
penanaman pohon,tetapi Kakaknya belum datang dan acara tersebut ditunda sampai
setengah jam dan akhirnya kakaknya pun datang.Oemar Bakrie Mencari Kata-kata untuk memulai penanaman ”For Green And Peace” itulah kata-kata yang keluar dari mulutnya.Dan
Oemar Bakrie si Manusia Setengah Dewa itu ingin menjabat sebagai Wali Kota
Jogja lalu dia berpidato.”Tanam Siram
Tanam Tumbuhan karena Pohon untuk
Kehidupan tanpa pohon kita akan mati.Terapkan Pola Hidup Sederhana.Mari Terus Bekerja jangan bermalas-malas.Katakan Kita Rasakan,Nyatakan Saja jangan
disimpan dalam hati.Untukmu Negeri,Untuk
Para Pengabdi.Biarkan Indonesia Tanpa Koran.Itu adalah pidato dari Oemar
Bakrie.Akhirnya Oemar Bakrie dan Zirah menjadi Pasangan yang bahagia.
TAMAT
catatan :
Cerita
ini hanya fiktif belaka dan bagi Iwan Fals Mania pasti banyak kekurangannya.
Sebelumnya kepada bang Iwan Fals saya minta maaf karena telah mengacak-acak
judul-judul lagunya Sekitar 330 judul
lagu Baik Non Komersil atau Komersil (Entah bener atau salah ngitung,hahaha
maklum bikinnya waktu malam pas ngantuk,mau dicek lagi males akh,cek aja
sendiri,awkwkwk). Tapi inilah sedikit bentuk terima kasih saya buat bang Iwan
Fals yang lagu-lagunya banyak terekam dalam kehidupan saya hingga saya coba
menjadikannya sebuah cerita. Masih banyak judul lagunya bang Iwan Fals yang
tidak masuk ke cerita ini, dan yang pasti kita semua mengharapkan bang Iwan
Fals akan terus berkarya.
If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: