Selasa, 02 Oktober 2012

Bireuen, Ibukota Republik Yang Terlupakan

Diposting oleh Unknown at 18.23



1. Banda Aceh
    Jl. Teuku Umar No. 27 & 27A
    Telp : 0651- 40181
    Fax  : 0651-40228

2. Meulaboh
    Jl. Manerok Lorong Nangka 2
    Telp : 0655 - 7551498-96-95
    Fax  : 06455 - 7551497

TIDAK banyak sejarah yang diketahui oleh anak muda -mudi dan generasi sekarang, jika Republik Indonesia ini pernah empat kali berpindah ibukota negara selain dari Jakarta yang kita kenal saat ini.

Jika Anda pernah menginjak kaki atau berkunjung ke Aceh, coba sebut kata 'kota Juang' dan orang akan menunjukkan kalau julukan itu cuma ada di Bireuen.

Ya, sebuah kabupaten yang berada di pesisir pantai timur Aceh ini memiliki bagian sejarah tersendiri dengan masa kemerdekaan Indonesia. Dari pusat ibukota provinsi Aceh, Banda Aceh, ke Bireuen bisa ditempuh dengan kendaraan umum roda empat atau dua sekitar waktu 4 jam.

Berwisata ke lokasi sejarah di Bireuen ini akan terasa saat Anda ingin menjelajah ke depan Meuligoe Bireuen, tidak ada yang mewah memang dengan arsitektur di gedung tersebut yang kini dijadikan sebagai Pendopo Bupati  Kabupaten Bireuen.

Namun, tahukan Anda pada pada masa kemerdekaan RI bangunan tersebut sempat menjadi tempat pengasingan presiden Soekarno kala itu.


Tahun 1948, negara Belanda melancarkan agresi keduanya terhadap Yogyakarta. Dalam waktu sekejap ibukota RI kedua itu jatuh dan dikuasai Belanda. Waktu itu, presiden pertama Soekarno yang sedang mengendalikan pemerintahan terpaksa harus memilih jalan untuk menyelamatkan bangsa. Tidak ada pilihan lain, presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh dan Bireuen tempat yang dinilai aman.

Soekarno hijrah ke Bireuen dengan menumpangi pesawat udara Dakota. Pesawat yang dipiloti oleh putra Aceh, Teuku Iskandar, mendarat dengan mulus di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada Juni 1948.

Bireuen Dengan Julukan Kota Juang
Soekarno hanya berada seminggu di Bireuen dan seluruh aktivitas Republik Indonesia waktu itu dipusatkan jantung kota. Pada waktu itu Soekarno menginap dan mengendalikan pusat pemerintahan RI di kediaman Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X Komandemen Sumatera, Langkat dan tanah Karo, di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen, Meuligoe).

Jelas sudah, disaat Indonesia diguncang agresi Belanda dan keadaan yang sedang panik, Bireuen telah menoreh sebagai daerah yang pernah menjadi ibukota RI ketiga, setelah jatuhnya Yogyakarta ke dalam kekuasaan Belanda.

Sayangnya catatan sejarah ini tidak pernah tersurat dalam sejarah kemerdekaan RI. Sehingga wajar banyak generasi kita yang tidak tahu akan keberadaan dimana Bireuen dan apa itu 'Kota Juang'.

Peran dan pengorbanan rakyat Aceh dan Bireuen pada khususnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Perjalanan sejarah ini telah membuktikannya.

Pada masa revolusi tahun 1945, kemiliteran Aceh secara keseluruhan dipusatkan di Bireuen. Di bawah Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo yang dipimpinan oleh Panglima Kolonel Hussein Joesoef. Pendopo Bupati (Meuligoe) Bireuen sekarang adalah sebagai kantor DivisiX dan rumah kediaman Panglima Kolonel Hussein Joesoef.

Saat itu Bireuen dijadikan sebagai pusat dan aktivitas perjuangan dalam menghadapi setiap serangan yang datang dari musuh. Maka semenjak itulah dan sampai sekarang, Bireuen mendapat julukan sebagai “Kota Juang”.

Jadi, sudah siapkah Anda untuk mengagendakan berwisata ke 'Kota Juang' Bireuen. Masih banyak keunikan dan wisata lainnya di kota yang terkenal dengan oleh-oleh keripik beraneka ragam ini.[]
~Sampai jumpa di Bireuen :)


If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!


Kindly Bookmark and Share it:

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

 

Popular Posts

Recent Comments

© 2011. All Rights Reserved | Orang Indonesia | Template by Blogger Widgets

Home | About | Top