Senin, 28 Mei 2012

Teruslah Bernyanyi, Pak Tanto

Diposting oleh Unknown at 21.40


UNTUK yang kesekian ribu kalinya aku merinding saat mendengar lantunan suaranya.
Sumpah! Aku tak bohong. Suara dan syair-syair khasnya itu selalu terasa begitu sejuk di telinga dan hati ini.
Duduk sini nak, dekat pada bapak
Jangan kau ganggu, ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki, kelak sendiri*
Ya, aku sedang bicara tentang Iwan Fals alias Virgiawan Listanto, atau Pak Tanto, nama akunnya di sebuah jejaring sosial yang tengah nge-tren belakangan ini. Salah seorang penyanyi besar negeri ini, yang memiliki begitu banyak pecinta, hingga melahirkan sebuah komunitas khusus.
Aku memang tumbuh dan besar diiringi lagu-lagu Iwan Fals. Rock n’ roll ala Led Zeppe

                     

lin, glam rock-nya KISS, Posion, Skid Row, atau Guns N’ Roses, sampai dahsyatnya grindcore milik Sepultura dan Napalm Death, atau  eksentriknya Nirvana  memang sempat merasuki telinga ini. Namun, tetap, tak  akan pernah bisa menggantikan sosok Iwan Fals di hati ini.
Aku juga jatuh cinta kepada kaset-kaset The Beatles milik ayahku. Mendengarkan lengkingan gitar Ritchie Blackmore bersama Deep Purple atau menggandrungi Rush, Iron Maiden, dan Halloween,  seperti rekan-rekan sebayaku. Namun, bagiku tetap, Pak Tanto, maksudku Iwan Fals-lah si nomor satu.
Pertama kali aku berkesempatan mengenal lagu-lagu Iwan Fals saat masih kelas 3 SD. Aku ingat sekali. Ketika itu, kami sekeluarga masih tinggal di bilangan Pisangan Lama, Jatinegara, Jakarta Timur. Secara tak sengaja aku kerap mendengarkan saat pamanku memutar lagu-lagu Iwan Fals album Opini, di kamarnya.
Namun, aku baru benar-benar berani mengklaim sebagai penggemar Iwan Fals, saat memasuki bangku sekolah menengah pertama. Lagu-lagu Iwan Fals makin akrab karena setelah itu selalu menjadi kawan setiaku belajar bergitar. Satu persatu kaset-kaset Iwan Fals kukoleksi, ketika itu.
Tak perlu lagi kubahas bagaimana lirik-lirik Iwan Fals, karena semua orang di negeri ini pasti sudah tahu bagaimana kritisnya suami dari Rosanna ini. Tak perlu juga kusebutkan berbagai penghargaan yang telah diterimanya, karena data-data tentang pria kelahiran 3 September 1961 ini telah begitu banyak bertebaran di dunia maya.
Yang jelas, dia begitu lugas mengupas segala masalah sosial. Lirik-lirik lagunya begitu dekat dengan kehidupan kita, tajam, dan-hebatnya-tak pernah terkesan menggurui.
Satu lagi yang membuatku makin gandrung, aku tak harus berubah menjadi melankolis atau sentimentil saat mendengarkan lagu-lagu cinta Iwan Fals. Kata-kata dalam liriknya begitu mengena, dalam, dan yang paling penting tidak cengeng.
Tapi, Iwan Fals juga manusia. Proses kreatifnya sempat terhenti pada pertengahan tahun 1990-an, usai putra pertamanya, Galang Rambu Anarki, meninggal dunia. Dia lebih suka “bertapa” di padepokannya di Leuwinanggung, Bogor.
Menyendiri, Iwan Fals memanjangkan rambutnya, tak karuan. Brewoknya pun dibiarkan tumbuh lebat, tak terurus. Jelas betul, dia mengalami goncangan yang begitu hebat sepeninggal putra yang sempat dibuatkannya lagu, dengan judul nama sang anak, di album Opini.
Iwan Fals bahkan butuh hampir lima tahun, sebelum akhirnya kembali hadir dengan album “Suara Hati” di tahun 2002. Di album ini, di lagu “Hadapi Saja”, Iwan Fals, baru benar-benar terlihat telah ikhlas melepas kepergian sang putra.
Relakan yang terjadi takkan kembali
Ia sudah miliknya bukan milik kita lagi
Tak perlu menangis tak perlu bersedih
Tak perlu tak perlu sedu sedanmu
Hadapi saja**

Dan, album ini pula yang seperti menjadi kelahiran kembali seorang Iwan Fals di pelataran musik negeri ini. Namanya semakin berkibar. Dia pun mulai membuka diri dengan berkolaborasi dengan musisi-musisi baru-ketika itu- seperti Pongky “Jikustik”, Eross “So7″, Piyu “Padi”, sampai Ahmad Dani.
Iwan Fals memang tak akan pernah berhenti bernyanyi. Ya, selama hayat masih di kandung badan, dia akan terus melantunkan suara hatinya. Terakhir, di album Keseimbangan, Iwan Fals mengingatkan kita akan pentingnya menyelamatkan bumi ini dari efek rumah kaca.
Lewat nyanyian, Iwan Fals memang tak pernah lelah mengingatkan kita. Bagiku Iwan Fals alias Pak Tanto tak ubahnya seorang pahlawan yang selalu memberi inspirasi lewat lantunan syair-syairnya.
Teruslah bernyanyi, Pak Tanto.
*Lagu “Nak, album Sugali, 1984
**Lagu “Hadapi Saja, album Hadapi saja, 2002
Pada 12-27 Agustus 2010, Iwan Fals menggelar konser ngabuburit dengan tajuk “Ramadan Goes to Campus” di 6 kampus, dengan misi penghijauan.


If you enjoyed this post and wish to be informed whenever a new post is published, then make sure you subscribe to my regular Email Updates. Subscribe Now!


Kindly Bookmark and Share it:

YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

 

Popular Posts

Recent Comments

© 2011. All Rights Reserved | Orang Indonesia | Template by Blogger Widgets

Home | About | Top